IQNA

Akal Manusia Butuh Wahyu untuk Mengenal Manusia

9:19 - May 05, 2023
Berita ID: 3478342
TEHERAN (IQNA) - Hujjatul Islam Karimi, seorang anggota dewan ilmiah fakultas pendidikan penelitian Imam Khomeini, percaya bahwa akal manusia membutuhkan wahyu untuk mengenal manusia.

Hujjatul Islam wal Muslimin Mustafa Karimi, seorang anggota dewan ilmiah fakultas pendidikan penelitian Imam Khomeini di Qom, menjadi nara sumber pada pertemuan ilmiah "Metode Menyingkap Kelengkapan Alquran", yang kutipannya Anda bisa baca di bawah ini :

Seseorang mungkin berpikir bahwa Alquran tidak boleh masuk ke dalam isu-isu yang bukan bagian dari misinya dan akal memahaminya, tetapi Alquran telah menyatakannya sebagai masalah sekunder.

Ketidakcukupan pengharapan manusia terhadap agama yang diambil dari Barat dan diterjemahkan dari karya-karya Kristen Barat pertama kali dikemukakan oleh Galileo. Dia diadili ketika dia mengusulkan teori geosentrisme yang bertentangan dengan pandangan Kristen tentang Heliosentrisme. Galileo ingin menjadi religius sekaligus menjalani kehidupan ilmiah, jadi dia menawarkan solusi dan berkata: Apa yang kita harapkan dari Alkitab Kristen? Dan dia sendiri menjawab, saya tidak berharap agama memecahkan masalah ilmiah.

Wahyu dalam membantu akal

Para pendukung menunggu agama mengatakan bahwa wahyu dan agama datang untuk menjawab kebutuhan eksklusif kita. Jadi mereka mengatakan bahwa wahyu membantu kita di mana kita sendiri tidak berdaya. Oleh karena itu, cukup bagi kita untuk mengetahui alam akal. Dalam hal ini, ranah wahyu akan diketahui.

Akal manusia saja tidak dapat mengetahui manusia

Telah dikatakan bahwa kita dapat mengetahui manusia melalui pengetahuan manusia, tetapi ini tidak terjadi sama sekali karena Alquran telah dengan jelas menyatakan bahwa,

یسئلونک عن الروح قل الروح من امر ربی

“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku.” (QS. Al-Isra’: 85)

Antropolog empiris sendiri mengatakan bahwa semakin kita mempelajari manusia, kita menjadi semakin bodoh, dan beberapa telah menulis artikel dengan judul manusia, makhluk yang tidak dikenal.

Manusia bisa naik dari tingkatan terendah hingga tingkat tertinggi, dan ini bukan dalam lingkup pemahaman akal manusia, sehingga tidak ada cara lain untuk memahami kebutuhan manusia kecuali merujuk pada teks Alquran. Beberapa jawaban yang diberikan akal manusia terhadap kebutuhan manusia tidak benar.(HRY)

captcha