Menurut Iqna, Syekh Shahat Muhammad Anwar, seorang qari terkenal Mesir, lahir tahun 1950 di desa Kafr al-Wazir, yang terletak di provinsi Dakhaliya, Mesir. Dia berumur tiga bulan ketika dia kehilangan ayahnya dan diasuh oleh pamannya, Hilmi Muhammad Mustafa. Sebagai seorang anak, ia masuk sekolah Alquran di desanya dan menghafal seluruh Alquran pada usia delapan tahun dan terus membaca Alquran di sepanjang hidupnya.
Bersamaan dengan belajar hafalan Alquran dan Tajwid, ia mentilawah Alquran di depan kerabatnya di madrasah hingga teman-teman dan penduduk desa memberinya gelar "Syekh Kecil" dan tak lama kemudian ia bisa menemukan tempat untuk dirinya di kancah bidang ini.
Syekh Shahat Muhammad Anwar berkata tentang kenangan masa kecilnya: “Pada masa itu, saya menemukan kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan menghafal Alquran, terutama setelah saya selesai menghafal Alquran dan saat belajar Tajwid Alquran, karena saya memiliki suara yang indah dan nada saya mirip dengan nada para qari besar, melampaui orang-orang sezamanku dan di antara mereka aku dikenal sebagai seorang ustad kecil.
Poin kuat qiraat qari Mesir ini adalah suaranya yang merdu dan indah. Pasalnya, ia telah mempelajari melodi dan naghom dengan baik berkat mempelajari seperangkat musik dan berhasil menghadirkan suara dan nada unik yang memikat hati semua orang. Tentu saja ia sendiri meyakini bahwa mentilawah Alquran adalah sesuatu yang lain dan tidak ada hubungannya dengan musik, dan ia berpesan kepada semua qari untuk mentilawah berdasarkan ketakwaan Ilahi.
Gaya Syekh Shahat dalam qiraat Alquran
Syekh Shahat Muhammad Anwar mampu menciptakan gaya baru dalam qiraat Alquran dengan menggunakan metode qiraat para syekh dan gurunya, dengan bantuan laringnya yang langka dan suara indah yang dianugerahkan Allah swt kepadanya. Gaya Shahat adalah "Paduan dan Kombinasi" dalam hal menggunakan qiraat para qari generasi masa lalu dan "inovatif dan inisiatif" dalam hal selera dan inisiatifnya.
Qiraat Syekh Shahat Muhammad Anwar memiliki banyak puncak, dan pada saat yang sama, tidak seperti para qari terkemuka Mesir, ia lebih banyak menggunakan naghom dan melodi bahagia dalam qiraatnya. Berbeda dengan para master Mesir seperti Ustad Abdul Basit dan Syekh Muhammad Siddiq al-Minshawi serta beberapa qari lainnya yang memiliki qiraat sedih.
Syekh Shahat memiliki 9 orang anak (tiga putra dan enam putri), semuanya penghafal seluruh Alquran, namun dua anaknya (Anwar Shahat Muhammad Anwar dan Mahmoud Shahat Muhammad Anwar) mewarisi qiraat Alquran yang baik dari ayah mereka dan berkali-kali bepergian ke Republik Islam Iran untuk mentilawah.
Perjalanan Alquran ke negara-negara dunia
Perjalanan almarhum Shahat Anwar membuat popularitasnya tersebar hingga ke seluruh dunia. Almarhum Shahat Muhammad Anwar melakukan perjalanan ke semua benua selama bulan suci Ramadhan dan membaca Alquran antara tahun 1985 dan 1996.
Syekh Shahat Muhammad Anwar tidak membaca Alquran di majelis-majelis Alquran selama empat tahun karena sejenis penyakit hati, dan dia dirawat di Rumah Sakit Khatam al-Anbiya (saw) di Teheran untuk perawatan, dan akhirnya meninggal pada tanggal 13 Januari 2008, pada usia 58 tahun.
Berikut ini Anda akan melihat tilawah langka Syekh Shahat Muhammad Anwar selama perjalanannya ke Iran. (HRY)