Dalam percakapan telepon pada hari Minggu, Mayor Jenderal Mousavi dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Khalid bin Salman Al Saud, membahas berbagai isu bilateral dan kawasan, termasuk perang 12 hari yang dilancarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran.
Jenderal Iran tersebut menegaskan bahwa tindakan agresi oleh Amerika dan Israel dilakukan terhadap Republik Islam pada saat Iran menunjukkan sikap menahan diri, karena saat itu sedang berlangsung perundingan nuklir tidak langsung antara Teheran dan Washington.
Perang 12 Hari Ungkap Pengabaian Aturan Internasional oleh Musuh
Mayor Jenderal Mousavi menyatakan bahwa perang 12 hari yang ditimpakan terhadap Iran menjadi bukti bahwa Amerika Serikat dan rezim Zionis tidak menghormati aturan dan norma internasional apa pun.
Karena kami sangat meragukan bahwa musuh akan menepati komitmennya, termasuk soal gencatan senjata, kami siap memberikan respons yang keras jika terjadi agresi ulang, ujar Jenderal Mousavi.
Ia menegaskan bahwa Iran bukan pihak yang memulai perang, namun memberikan balasan penuh terhadap para agresor.
Arab Saudi Kecam Agresi dan Nyatakan Dukungan pada Iran
Sementara itu, Menteri Pertahanan Saudi, Khalid bin Salman, menyampaikan bahwa kerajaan telah mengecam tindakan agresi terhadap Iran dan telah berupaya menghentikan perang tersebut.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas gugurnya sejumlah komandan militer Iran akibat serangan udara Israel.
Kedua pejabat menekankan pentingnya konsultasi yang berkelanjutan antara Iran dan Arab Saudi demi memperkuat hubungan bilateral dan menjamin keamanan serta ketenangan kawasan.
Balasan Rudal Iran Mengubah Keseimbangan Kekuatan
Rezim Zionis melancarkan perang agresif terhadap Iran pada 13 Juni dengan menargetkan wilayah militer, nuklir, dan pemukiman sipil selama 12 hari. Amerika Serikat juga turut melakukan serangan militer terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni.
Pasukan militer Iran segera melancarkan serangan balasan besar-besaran. Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meluncurkan 22 gelombang serangan rudal ke arah target-target Israel dalam Operasi Janji Sejati III, yang menyebabkan kerugian besar di berbagai kota wilayah pendudukan.
Sebagai balasan atas serangan AS, pasukan bersenjata Iran juga meluncurkan serangan rudal ke pangkalan udara al-Udeid di Qatar, pangkalan militer terbesar milik Amerika di Asia Barat.
Sebuah gencatan senjata yang mulai berlaku pada 24 Juni telah menghentikan pertempuran, namun pejabat Iran tetap waspada terhadap kemungkinan pelanggaran baru dari pihak musuh. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com