Menurut laporan berita IQNA cabang Asia Timur, dengan masuknya Islam ke Cina di masa Dinasti Tang yakni pada tahun 618-907, bagian-bagian Al-Quran Al-Majid juga sampai ke daerah ini, akan tetapi waktu tepatnya tidak diketahui dengan jelas.
Tahun 651 M Awal Mula Penyebaran Agama Islam di Cina
Sebagian mengatakan pada masa Utsman, khalifah ketiga kaum muslimin pada tahun 651 M, telah mengutus seorang delegasi ke kota Chang’an, ibu kota Negara Cina untuk bertemu dengan Kaisar Cina dan delegasi tersebut memaparkan sejarah kekaisaran Islam, ajaran dan keyakinan-keyakinan Islam kepada sang kaisar. Setelah melakukan misi tersebut, banyak sekali dari anggota-anggota utusan ini menetap di Cina. Dengan demikian, kaum muslimin Cina menginstruksikan tahun 651 sebagai awal penyebaran agama Islam. Sumber-sumber Arab mengatakan bahwa hilir mudiknya para saudagar Cina dan Negara-negara Arab dan Persia (Iran) pada abad ke-6, dimulai melalui pulau Sailan (Srilanka). Pada abad ke-7, Negara-negara Arab dan Persia merupakan pasar utama Cina. Pada masa Abdulmalik (705-715 M dan 86-96 Q), ‘Utbah dengan bala tentaranya sampai di perbatasan Cina dan menduduki Kashgar.
Peran Pertukaran Perdagangan dalam Transisi Kebudayaan
‘Utbah mengutus satu himpunan delegasi yang dipimpin oleh Hubirah bin al-Mutsmarij menuju ke kaisaran Cina dan meminta kaisar negara ini supaya menyerahkan air dan tanah Cina kepada khilafah Islam. Imperatur Cina menghadiahkan segelas air dan segenggam tanah Cina kepadanya supaya menunjukkan bahwa ‘Utbah telah sampai di dataran Cina. Dengan demikian para sejarawan Arab menyakini bahwasannya permulaan awal masuknya agama Islam ke Cina adalah pada tanggal ini. Bisa dikatakan bahwasanya agama Islam masuk ke Cina pada awal-awal Dinasti Tang.
Pada masa Dinasti Tang dan Sung, banyak sejumlah saudagar Arab pergi ke Cina yang mana mereka memiliki peran signifikan dalam penyebaran transisi perdagangan dan kebudayaan. Kebanyakan dari mereka bermukim dan tinggal di ibu kota dan kota-kota tepi laut. Mereka yang butuh tempat untuk mendirikan shalat, tinggal di tempat-tempat khusus dan di situ mereka membangun masjid. Pada masa Jenghis, sebagian dari orang-orang Arab dan Persia terpaksa hijrah ke Mongolia, Cina dan mereka dijadikan sebagai tawanan perang dalam peperangan pembukaan dan digunakan sebagai kesatuan dataran Cina. Jumlah mereka diperkirakan mencapai seratus ribuan orang tentara, industrialis, dan agamawan.
Masuknya Islam dari Asia Tengah ke Xinjiang
Dikemudian hari mereka menikah dengan para wanita dan puteri-peteri pribumi dan dari pernikahan ini mereka memiliki anak keturunan. dan dikarenakan pernikahan-pernikahan ini lambat laun muncul ras Khui (salah satu etnis muslimin) . Pada masa Dinasti Wudi dan Sung Utara (907-1027), agama Islam masuk dari Asia Tengah ke Xinjiang. Dengan menyebarnya Islam di Xinjiang, bukan hanya jumlah para pengikutnya yang semakin bertambah banyak dan tempat-tempat tinggal mereka yang semakin bertambah besar, bahkan agama Islam berubah menjadi ideologi mayoritas suku-suku bangsa penduduk kawasan ini. Pada masa Dinasti Yuan sampai awal-awal masa Dinasti Ming, kebanyakan orang-orang condong ke agama Islam dan mereka memeluk agama Islam. Mereka menikah dengan ras Han dan memiliki kehidupan bersama dan dari sisi inilah agama Islam dan Cina selalu bertautan dan tersebar secara luas dan terus berkembang.
Di Cina, Sepuluh Suku Bangsa dan Ras Meyakini Islam
Di Cina, sepuluh suku dan ras meyakini agama Islam, mereka di antaranya adalah: etnik Huizu, Dung Xiang, Salar, Bao’an, Uighur, Kazakh, Uzbek, Kirgiz, Tatar dan Tajik. Popularitas kaum muslimin Cina yang diumumkan secara resmi kurang lebih berjumlah 18 juta orang dan tiga etnik Huizu, Uighur, dan Kazakh yang membentuk 99 persen popularitas etnis muslim Cina. Agama Islam di Cina tersebar dengan cara khusus dan kebanyakan bertambahnya popularitas mereka bersandar pada kelahiran dan mereka tidak terlalu banyak perhatian dengan tablig resmi dan penyebarannya melalui penyebaran ajaran-ajaran mazhab.
30 Dasawarsa Abad ke 20; Terjemah Teks Lengkap Al-Quran Pertama Dalam Bahasa Cina
Dikarenakan inilah, terjemahan teks lengkap Al-Quran pertama dalam bahasa Cina berakhir pada 30 dasawarsa Abad ke 20. Sebelum terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina dicetak, biasanya Al-Quran disebar dan dipublikasikan melalui bacaan dan pendengaran. Terdapat dua pandangan untuk terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina, seperti bahasa-bahasa yang lain; sebagian meyakini bahwa kitab suci ini tidak boleh diterjemahkan, dikarenakan bahasa Arab adalah slogan agama Islam dan kaum muslimin ketika menunaikan shalat diharuskan menggunakan bahasa Arab dan kaum muslimin selain Arab diharuskan belajar bahasa Arab.
Terjemahan Al-Quran Pertama Tahun 1826
Sebagian yang lain mengatakan, Al-Quran harus diterjemahkan; karena mayoritas kaum muslimin selain Arab menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasanya, akan tetapi dikarenakan kebanyakan dari mereka tidak terlalu mengenal bahasa Al-Quran, maka terjemahan mereka disertai dengan banyak kesalahan. Maka dari itu, orang-orang Arab harus menjelaskan makna detail Al-Quran sehingga kaum muslimin selain Arab mampu memiliki teks terjemahan Al-Quran yang benar. Namun dengan berlalunya masa, dimulailah terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Cina. Terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Cina pertama-tama dimulai dari terjemahan bagian-bagiannya, kemudian teks lengkapnya diterjemahkan. Cetakan pertama Al-Quran dalam bahasa arab di Cina dikerjakan pada tahun 1862, dengan tanggung jawab dan dan pengawasan keuangan Yuan. Al-Quran ini sekarang ini disimpan di kota Yunnan. Di akhir masa-masa Dinasti Ming dan di awal-awal Dinasti Cing, dimulailah terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Cina. Namun pada masa itu tidak ada seorangpun yang menerjemahkan teks lengkap Al-Quran.
Pada abad pertengahan ke-19, tersebar sebuah kitab dengan judul “Penjelasan untuk anak-anak” terjemahan Maji Bin dan buku lainnya bernama “Tafsir Langsung Al-Quran”. Kemudian dengan masuknya teks terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa-bahasa Eropa dan kemajuan gerakan Baru Kebudayaan di Cina, maka terjemahan teks Al-Quran di Negara ini dimulai.
Sampai sekarang ini sudah tercetak 12 terjemahan dari teks lengkap Al-Quran ke dalam bahasa Cina dan dua teks lengkap ke dalam bahasa Uighur dan Kazakh.
Bersambung…..