IQNA

Saya Telah Menulis Enam Al-Quran Dengan Khat Kaligrafi Nasakh dan Tsuluts/ Kitab Terakhir Di Usia ke 95 Tahun

11:33 - August 20, 2014
Berita ID: 1441301
Mahmud Ibrahim Salamah yang tinggal di Mesir, dianggap sebagai orang tertua kaligrafer dunia Arab dan dikenal dengan sebutan “Syekh al-Khathatin” dan sampai sekarang ini dia telah menulis enam Al-Quran dengan khat kaligrafi Nasakh dan Tsuluts.

“Mahmud Ibrahim Salamah adalah satu-satunya kaligrafer Mesir yang telah menulis kaligrafi Al-Quran dengan khat Tsuluts dan sekarang ini, di umur ke 95 tahun mendapatkan gelar syekh kaligrafer dunia Arab (Syekh al-Khathatin) dan tengah menulis Al-Qurannya yang keenam dengan khat Tsuluts,” demikian laporan IQNA, seperti yang dikutip dari al-Ahram News Agency.
Meskipun dalam masa tua, namun dia memiliki hafalan yang kuat dan hati yang bersih dan dia dianggap sebagai salah seorang wartawan kaligrafi di beberapa surat kabar, majalah Mesir, dan dunia Arab.
Demikian juga, Mahmud Ibrahim Salamah telah menulis kaligrafi sejumlah papan masjid di dalam dan luar Mesir dan berguru dihadapan para ustadz, seperti Sayid Ibrahim, Alawi Badawi, Musthafa Gazalan Bek, dan Muhammad Husna, termasuk para kaligrafer terkemuka.
Salamah hadir di sekolah kaligrafi Mesir di hadapan ustadz Sayid Ibrahim, di jalan Faruq (sekarang Al-Jaish), di Mesir dan telah meraih juara pertama kaligrafi di sekolah ini pada tahun 1939 dan selanjutnya juga mendapatkan keahlian dalam kaligrafi Persia.

 

Kaligrafi Al-Quran Pertama dalam Satu Tahun Setengah
Berkenaan dengan sejarah penulisan kaligrafi Al-Quran pertama, Seniman Mesir ini  mengatakan, “Ketika saya aktif di jurnal “Al-Amal” Libya, Sekretariat Keadilan negara ini dalam sebuah surat untuk direktur penanggung jawab majalah ini meminta kepadanya supaya memberikan izin kepada saya untuk menulis kaligrafi Al-Quran untuk sekretariat ini di luar jam kerja, dan sayapun melaksanakan pekerjaan ini dan selama satu tahun setengah saya mampu menyelesaikan penulisan Al-Quran pertama di rumah.”
“Ketika Muhammad al-Mu’allim, pemilik markas penerbitan “Dar al-Syuruq” Mesir melihat penulisan kaligrafi Al-Quran pertama saya, dia meminta penulisan Al-Quran dengan riwayat “Hafs bin Ashim” atas nama markas ini. Dan saya juga berhasil menyelesaikan pekerjaan ini pada tahun 1985 M, selama satu tahun setengah. Naskah Al-Quran ini meskipun telah mendapatkan lisensi Al-Azhar dan Majelis Penelitian Islam Mesir, namun tidaklah eksponensial,” lanjutnya.
Salamah menegaskan, “Markas penerbitan “Dar al-Huda” di Aljazair meminta penulisan Al-Quran dengan riwayat Warsy. Dan saya juga telah menyelesaikan pekerjaan ini pada tahun 2003 M. Setelah penerbitan Al-Quran, Markas ini menghadiahkan sebuah naskah darinya, kepada saya setelah diterbitkan.”
Dia mengatakan, “Selanjutnya, Dewan Libya datang ke Pameran Buku Internasional Kairo dan meminta saya menulis dengan riwayat Qalun, dan dengan pemberian alamat atau tanda yang marak di Libya, dan saya juga menyelesaikan pekerjaan ini pada tahun 2006 M.”


Kaligrafi Al-Quran Kelima Di Umur ke 93
Kaligrafer Mesir ini menekankan, “Pada hari ulang tahun saya yang ke 93, saya juga menulis Al-Quran kelima dengan khat Tsuluts, yang dianggap sebagai induk khat Islam, paling susah, dan paling indahnya khat, dan sekarang ini saya juga sedang menulis Al-Quran keenam dengan khat Tsuluts, yang sudah saya kerjakan setengahnya. Saya meminta kepada Allah supaya saya diberikan umur yang panjang, sehingga saya dapat menyempurnakannya.
Khat Tsuluts adalah salah satu metode paling penting dalam kaligrafi Islam, dan merupakan salah satu khat enam, dan inovasinya dinisbatkan kepada Abu Ali bin Muqlah Baidhawi Syirazi (yang dikenal dengan panggilan Ibn Muqlah), yang hidup pada abad ketiga Hijriah.

1440876

Kunci-kunci: quran
captcha