Farajullah al-Shazli, Qari dan Juri internasional Al-Quran Al-Karim saat wawancara dengan IQNA mengatakan, “Empat sesi kompetisi internasional Al-Quran Al-Karim yang sudah berlalu khusus untuk para mahasiswa muslim telah diselenggarakan dalam taraf yang sangat tinggi, dimana dalam sebagian sesi tersebut saya hadir sebagai juri dan pengamat.”
“Kompetisi ini adalah silaturahmi para remaja Quran dunia, karena para remaja Quran di seluruh penjuru dunia saling bertemu dan menciptakan sebuah koneksi Quran antar negara dan menyebabkan kekokohan dan kuatnya persatuan dikalangan kaum muslimin,” tambahnya.
Farajullah al-Shazli menegaskan, “Selama Periode kompetisi internasional Al-Quran para mahasiswa muslim yang saya hadiri, saya menyaksikan partisipasi yang sangat baik dari para hafiz dan para qari istimewa dalam kompetisi ini, yang membuat saya puas.”
Mantan dosen Ulumul Quran universitas al-Azhar dalam menjawab pertanyaan mengenai urgensitas penambahan bidang-bidang lain dalam bagian hafalan dan bacaan kompetisi ini, mengatakan, “Jika di samping bidang hafalan dan bacaan kompetisi ini ditambahkan bidang tafsir, maka akan semakin lebih bernilai; karena kata-kata/istilah dalam Al-Quran Al-Karim seperti “Ruthaban Janiyya” dan “Fatir al-Samawaat”, maknanya sangatlah susah nan pelik, dimana pemberian bidang tafsir dan penjelasan kata-kata semacam ini untuk para remaja sangatlah bermanfaat.”
Dalam kelanjutan wawancara ini, Farajullah al-Shazli menjelaskan bahwa para wanita telah membentuk sebagian dari masyarakat. “Alangkah baiknya kompetisi ini dalam bagian terpisah juga diselenggarakan untuk para wanita, karena penguatan budaya hafalan dan bacaan Al-Quran Al-Karim dikalangan para wanita bisa menyebabkan mereka juga akan mengajarkan Al-Quran Al-Karim kepada anak-anak mereka,” ungkpanya.
Demikian juga, mengenai program terpenting yang dapat diselenggarakan di sela-sela kompetisi untuk para peserta mahasiswa, dia mengatakan, “Alangkah baiknya disela-sela kompetisi Al-Quran ini, diselenggarakan pula program-program dengan dihadiri para pakar guru dalam bidang tajwid Al-Quran dan tujuh bacaan Al-Quran, hukum-hukum pengucapan huruf untuk para mahasiswa dan para remaja, sehingga dengan ini para remaja muslim dapat mengenal keakuratan bacaan dan kelancaran bacaan Al-Quran Al-Karim.”
Selanjutnya, pengawas khusus pusat bacaan propinsi “al-Buhayrah” Mesir menjelaskan kriteria dan cabang-cabang terkemuka kompetisi internasional Al-Quran Iran. “Dalam kompetisi internasional Al-Quran yang diselenggarakan di Iran, para pemilik suara indah nan baik, dan mampu mementaskan secara baik dan kuat juga mereka benar-benar menguasai hukum-hukum tajwid, akan diundang. Para qari dan para hafiz yang diundang dalam kompetisi internasional Al-Quran Iran juga mengenal tafsir ayat-ayat Al-Quran. Dan ini adalah sisi yang membedakan kompetisi Iran dengan kompetisi-kompetisi internasional lainnya,” ucapnya.
Berkenaan dengan penggunaan dunia maya dan jaringan sosial untuk mempublikasikan kebudayaan Quran, Farajullah al-Shazli mengatakan, “Dengan adanya internet dan software Al-Quran serta jaringan sosial seperti Facebook, berita dan peristiwa Quran akan cepat tersebar dan para remaja muslim berkewajiban menggunakan jaringan ini untuk mempublikasikan dan menyebarkan ajaran-ajaran Al-Quran.”
“Orang yang menghafalkan Al-Quran akan terjauhkan dari banyak penyimpangan intelektual, moral, dan masalah-masalah lainnya. Orang yang membaca kitab Ilahi ini dan menghafalnya, tidak akan pernah berfikir kecuali hanya masalah kebaikan dan berbuat baik kepada orang lain,” tegasnya.
Mantan Dosen Ulumul Quran al-Azhar ini mengingatkan, “Sesuatu yang akan tetap langgeng untuk manusia adalah bacaan Al-Quran, hafalan kitab ini, serta mengamalkan ajaran dan perintah-perintahnya. Maka alangkah baiknya jika anak-anak dan remaja-remaja kita menghafalkan Al-Quran dan mengetahui hukum-hukum bacaan.”
Di akhir kata, dia mengharapkan kesuksesan untuk semua para remaja muslim, terkhusus para qari dan para hafiz Al-Quran. “Para remaja hafiz Al-Quran termasuk paling terbaiknya remaja kami dan mereka adalah para pemuda yang menyeru kepada hal yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya,” ucapnya.