“Jika disamping bidang hafalan dan bacaan, kompetisi ini juga ditambahkan bidang tafsir tematik Al-Quran, maka kompetisi ini akan semakin lebih menarik dan ilmiah; karena banyak sekali dari para remaja dan para mahasiswa yang aktif di hauzah Al-Quran sangat tertarik sekali dengan tafsir tematik ayat-ayat Ilahi dan sekarang ini tajuk tafsir tematik Al-Quran banyak digandrungi oleh para remaja,” ucap Syekh Maitsam al-‘Abudi, Direktur Institut Al-Quran dan Itrah “Anwar al-Wilayah, di kota suci Qum yang berkaitan dengan Universitas Internasional al-Musthafa (Saw) atau Jami’ah al-Musthafa (Saw) al-‘Alamiah dan juga termasuk salah seorang dosen pengajar hauzah ilmiah Qum, saat wawancara dengan IQNA.
Dia mengisyaratkan tantangan dan problem yang dihadapi oleh dunia Islam, di antaranya adalah pengaruh insiden takfiri dan usaha arogansi global untuk menguasai negara-negara Islam. “Dengan melalui pemahaman konsep Al-Quran dan tafsir tematik ayat-ayat Al-Quran, yang di antaranya adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan jihad melawan para musuh, maka akan mampu mengenalkan dengan lebih baik kepada para remaja dengan konsep-konsep Al-Quran dan Islam dalam kancah jihad dan perlawanan menentang para musuh dan akan menjauhkan mereka dari penyelewengan mental dan pemikiran serta slogan-slogan kelompok ekstrim takfiri,” ucapnya.
Aktifis Al-Quran Irak ini menegaskan urgensitas tafsir secara benar dari ayat-ayat Al-Quran. Dan berkata, “Jika ayat-ayat yang berkaitan dengan jihad dan ayat-ayat mengajak kaum muslimin untuk melawan menentang para musuh Al-Quran dan syariat diinterpretasikan secara benar, maka para remaja kaum muslimin keseluruhannya akan bangkit membela syariat Ilahi dan keyakinan-keyakinannya dan mereka tidak akan memperbolehkan arogansi global, bahkan akan mengeluarkan ide penguasaan terhadap negara-negara Islam dari kepalanya.”
Kompetisi Al-Quran Para Mahasiswa Antusiasme Para Remaja Untuk Mempelajari Al-Quran
Kepala Institut Keagamaan-Kebudayaan “al-Subul al-Wadhihah” Baghdad menekankan bahwa kelas remaja muslim hari ini membutuhkan perenungan terhadap Al-Quran dan memahami konsep dan nilai-nilai Al-Quran. “Para remaja mahasiswa muslim yang sangat peduli dengan hafalan Al-Quran dan menguasai bacaan dan kaidah-kaidah tajwid, dengan partisipasi dalam kompetisi internasional Al-Quran para mahasiswa muslim yang diselenggarakan dua tahun sekali di Iran, akan melihat hasil jerih payahnya dalam bidang Al-Quran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kompetisi ini akan menciptakan motivasi untuk mempelajari, hafalan, dan tilawah Al-Quran para remaja dan memberikan antusiasme untuk mempelajari kitab Ilahi ini,” ucapnya.
Syekh Maitsam al-‘Abudi menegaskan, “Penyelenggaraan kompetisi khusus para remaja ini menunjukkan kadar upaya Republik Islam Iran untuk pembelajaran Al-Quran untuk semua kelas kepada dunia dan kegiatan besar Al-Quran ini mensuport para remaja untuk berpegang teguh dengan Al-Quran dan memahami ajaran dan perintah-perintah Ilahi.”
Saran Untuk Penyelenggaraan Kompetisi Bagian Perempuan
Kepala institut Al-Quran dan Itrah “Anwar al-Wilayah” yang berkaitan dengan Jami’ah al-Musthafa (Saw) al-‘Alamiah mengisyaratkan akan peran para perempuan dalam menyebarkan kebudayaan Al-Quran dan masyarakat Islam. “Saya sarankan bahwa kompetisi ini disamping diselenggarakan untuk bagian laki-laki, juga diselenggarakan untuk para perempuan. Karena partisipasi para perempuan dalam kompetisi Al-Quran akan menyebabkan kuatnya partisipasi mereka dalam aktivitas sosial dan keagamaan dan dengan memperhatikan bahwa para perempuan membentuk sebagian dari masyarakat, maka hadirnya para remaja arif menyebabkan mereka di masa mendatang mampu mendidik keturunan pecinta Al-Quran dalam masyarakat Islam,” ucapnya.
Syekh Maitsam al-‘Abudi menegaskan, “Dalam ranah masalah dan aktivitas keagamaan dan Al-Quran jangan sampai ada perbedaan antara perempuan dan lelaki, dan menurut hemat saya, sama sekali tidak ada problem untuk penyelenggaraan kompetisi ini pada bagian perempuan.”
“Jika kompetisi ini dapat diselenggarakan untuk bagian perempuan dan media informasi dapat dijalankan dengan baik atasnya, maka sudah pasti akan memiliki refleksi luas dan pengaruh pada tingkat dunia dan membuktikan kepada dunia bahwa Republik Islam Iran sangat peduli dengan partisipasi para perempuan dalam pelbagai bidang masyarakat dan memprioritaskan serta mengedepankan penjagaan hak-hak perempuan dan pembelajaran Al-Quran kepada mereka,” ucapnya.
Menampilkan Madah Religi (Tawasih) Sebelum Dimulainya Persaingan Kompetisi
Demikian juga, Al-‘Abudi mengatakan tentang pelaksanaan pelbagai program keagamaan dan kebudayaan di sela-sela kompetisi ini dengan tujuan pengkayaan kompetisi tersebut. “Jika sebelum dimulai persaingan kompetisi dan bacaan mereka ditampikan tawasih dari pihak kelompok tawasih, maka akan berpengaruh dalam memperkuat ruang maknawi kompetisi dan tawasih ini, akan lebih bernilai lagi jika terfokus terhadap kandungan Al-Quran dan ajarah-ajaran tinggi tersebut.”
Kewajiban Para Aktivis Dunia Maya Dalam Menyebarkan dan Memublikasikan Al-Quran
Kepala institut Al-Quran dan Itrah “Anwar al-Wilayah” Qum berkenaan dengan urgensitas pengguaan dunia maya dan jaringan sosial untuk menyebarkan kebudayaan Al-Quran dalam tingkat dunia, mengatakan, “Penggunaan internet dan jaringan sosial hari-hari ini sangatlah marak, penyegeraan dalam menyebarkan dan memublikasikan kebudayaan Al-Quran dalam dunia maya ini sangatlah penting dan hal yang wajib bagi para aktivis yang hadir di hauzah ini; saat ini para mahasiswa muslim dan para aktivis Al-Quran hauzah di seluruh penjuru dunia dapat saling berkomunikasi lewat jaringan sosial.”
Syekh Maitsam al-‘Abudi, di akhir wawancara menganggap kompetisi internasional Al-Quran para mahasiswa muslim sebagai kancah penting untuk mengumpulkan para remaja muslim dalam satu jamuan serta lahan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya serta pertukaran eksperimen Al-Quran dan dia menegaskan tentang penggunaan semaksimal mungkin tentang ruang maknawi Al-Quran ini.
Perlu diingat, institut Al-Quran dan Itrah “Anwar al-Wilayah” berkaitan dengan Jami’ah al-Musthafa (Saw) al-‘Alamiah kurang lebih sepuluh tahun lalu telah memulai aktivitasnya dalam bidang-bidang pembelajaran hafalan, tajwid, tafsir Al-Quran Al-Karim dalam dua bagian, perempuan dan laki-laki, di kota suci Qum.