Berbicara di sebuah forum berjudul “Kutukan Terhadap Pembantaian Muslim Myanmar Berdasarkan Al – Quran”, Saeed Yari menekankan bahwa tidak ada keraguan tentang keterlibatan dari sistem yang mendominasi dan kekuatan hegemonik dalam tragedi tersebut.
Forum ini diselenggarakan Rabu malam, 25 Juli 2012, di bagian akademik Pameran Quran Internasional ke-20 Tehran.
Ia mengatakan jika dunia Islam gagal untuk mengambil tindakan dan memberikan peringatan terhadap pembantaian itu, para pelaku akan melakukan kejahatan lainnya.
Menurut Yari, tanda-tanda pertama bentrokan antara mayoritas Budha dan minoritas Muslim muncul pada tahun 2001 ketika sekelompok umat Buddha ekstremis menyerang sebuah bus yang membawa Muslim dan membunuh semua orang di dalamnya.
Dia mengatakan pemerintah militer Myanmar yang berkuasa dengan dukungan dari Amerika Serikat, mendukung ekstrimis Budha.
Yari mencatat bahwa ada boikot berita tentang pembunuhan Muslim di Myanmar dan pemerintah mencegah wartawan memasuki negara itu dan menutupi pelanggaran HAM di sana.
Mengacu pada peran yang dapat dilakukan Iran dalam masalah ini, ia mengatakan, Iran yang merupakan negara terkemuka di dunia Muslim bisa menggunakan potensinya untuk mengambil sikap lebih kuat terhadap pembunuhan terhadap kaum Muslim di Myanmar.
Juga berbicara pada forum tersebut adalah mantan duta besar Iran untuk Thailand Mohsen Pakaeen yang mengatakan ada latar belakang historis dari pembunuhan terhadap kaum Muslim di Myanmar.
Dia mengatakan ada sekitar 7 juta Muslim yang tinggal di negara Asia Tenggara itu yang antara 500.000 sampai 700.000 dari jumlah tersebut berada di bawah tekanan.
Pakaeen mencatat bahwa PBB telah menunjukkan reaksi terbatas pada genosida Muslim di Myanmar, menambahkan bahwa ini tidak cukup dan bahwa masyarakat dunia harus bertindak lebih serius dan membantu Muslim di Myanmar.
He criticized the world community for failing to speak out against the ongoing tragedy in Southeast Asia.
Dia mengkritik masyarakat dunia karena gagal untuk menyerukan penentangan terhadap tragedi yang sedang berlangsung di Asia Tenggara itu.
Pakaeen juga menunjuk upaya oleh Republik Islam Iran untuk membantu menghentikan pertumpahan darah di Myanmar melalui organisasi seperti PBB dan ASEAN.
1062758