Masjid Populer Jepang
Masjid Kobeh
Masjid Kobeh yang terletak di Kobeh adalah masjid pertama yang dibangun di Jepang. Masjid ini dibangun pada tahun 1928, di Nakayamatedori, Chuo- Ku. Kobeh berartikan gate of God atau gerbang Tuhan. Masjid ini dibangun berdasarkan corak Hindu klasik, oleh Jan Josef Švagr. Serangan bom atom Amerika kedua kota Nagasaki dan Hiroshima menyebabkan kawasan Kobeh juga terkena imbas serangan ini dan mengalami banyak kerusakan.
Sementara bangunan-bangunan disekitar masjid Kobeh rata dengan tanah, namun masjid ini masih tetap kokoh dan utuh dan hanya retakan-retakan tembok luar dan kacanya yang pecah. Eksterior masjid berwarna hitam akibat pengeboman.
Para tentara Jepang selamat dari bahaya pengeboman karena berlindung di bawah tanah masjid ini. Masjid ini berubah menjadi kamp untuk para korban perang. Setelah berakhirnya perang, sebagian pemerintah-pemerintah Islam mengemban biaya renovasi dan rekonstruksi masjid ini.
Masjid ini membuktikan kekokohannya dalam sebuah peristiwa lain. Gempa yang pada pukul 5: 46 tanggal 17 Januari 1995 dengan nama gempa Hanshin, hanya berkisar selama 20 detik, kurang lebih telah mengakibatkan kurang lebh 6433 masyarakat Jepang meninggal, dimana mayoritas mereka tinggal di kota Kobe. Namun masjid Kobe masih tetap utuh akibat gempa ini.
Masjid Jami’ Tokyo; Manifestasi Keagungan Islam di Jantung Industri Jepang
Masji jami’ Tokyo, dimana pembuatannya rampung setelah kerusakan pertama pada tahun 200, merupakan salah satu markas pengetahuan Islam bagi para non muslim Jepang dan dengan arsitek masa Ustmani, memiliki kapasitas 2 ribu Jemaah salat.
Desain pembuatan masjid Tokyo didesain pada tahun 1908 dan pada akhirnya sempurna pada tahun 1938 dengan dukungan finansial salah satu kelompok ekonomi dan finansial besar di Jepang.
Kepemimpinan masjid ini pertama-tama dipegang oleh Abdul Rashid Ibrahim dan setelah itu diserahkan kepada Abdul Hadi Qurban Ali.
Masjid ini rusak pada tahun 1986, akibat erosi bangunan dan tanahnya diberikan kepada masyarakat Turki. Ketua Organisasi Keagamaan Turki membangun masjid ini, dimana pekerjaan pembuatannya dimulai pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2000.
Pembuatan bangunan masjid ini dilakukan oleh koperasi Kajima, seni dekorasinya oleh para guru dan seniman Turki. Arsitek masjid ini diemban oleh Muharrem Hilmi Senalp. Di atas pintu masuk masjid dan pusat kebudayan ini diletakkan sebuah batu marmer dan di situ ditulis tanggal pembuatan masjid ini, yaitu tahun 1420 H. Corak arsitek masjid dan pusat kebudayaan di Tokyo Jepang ini bercorak arsitek klasik masa Ustmani, yang menjadi masa puncak peradaban Islam.
Jawaban kepada Para Pencari Islam di Masjid Jami’ Tokyo
Masji Tokyo memiliki kapasitas 2 ribu Jemaah dan ruang utama dipisah dari ruang khusus untuk para wanita. Ukuran kubah masjid ini adalah 23 meter persegi dan ketinggian menaranya mencapai 41 m.
Masjid jami’ Tokyo, dimana terkadang karena terletak di sebuah kawasan, juga disebut dengan masjid Yoyogi, mencakup ruang utama, perpustakaan, ruang pameren, kamar konferensi, kamar kontrol dan demikian juga tempat iqomah imam masjid.
Masjid ini termasuk salah satu tempat belajar agama Islam di Jepang dan banyak masyarakat Jepang setiap hari datang ke masjid ini guna menyampaikan pertanyaan-pertanyaannya seputar agama Islam dan pengetahuan agama samawi ini.
Masjid ini selain aktif sebagai pusat kebudayaan negara Turki, juga melaksanakan berbagai program dalam bidang agama, kebudayaan dan seni.
Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Jepang
Perlu disebutkan, pada bulan-bulan Januari dan Februari tahun 2015, dalam masa pemilihan buku Republik Islam Iran, telah dipamerkan terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jepang oleh Sawada dan mendapat penghargaan dari presiden sebagai buku terbaik.
Allah; Kalimat Paling Susah dalam Terjemahan Al-Quran
Hujjatul Islam Sawada meyakini bahwa salah satu kalimat tersulit dalam terjemahan bahasa Jepang adalah kalimat Allah; karena dalam kebudayaan Jepang, tidak ada Tuhan Yang Esa dan Pencipta, dan segala sesuatu dapat dinamakan dengan kalimat Tuhan dan dari sisi lain, jika kita hendak menggunakan kalimat Allah, bisa jadi bagi para audien non muslim ada gambaran bahwa maksudnya adalah Tuhan khusus kaum muslimin, sementara menurut kami, Allah adalah tuhan semua masyarakat dunia.
Menurut penuturan Muhammad Salim bin Syadid al-‘Aufi, Sekjen Lembaga Percetakan dan publikasi Al-Quran Malik Fahd, Madinah Al-Munawwaroh, pusat tersebut kini sedang menggarap terjemahan Al-Quran dalam dua bahasa, Jepang dan Ibrani.
Dia menambahkan, terjemahan makna-makna Al-Quran dalam bahasa Jepang telah rampung dan sekarang ini sedang menggarap editing dan revisi serta terjemahan ini akan dipublikasikan pada bulan Ramadhan mendatang.
Bersambung…