Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Malays Online, dalam konferensi yang diselenggarakan Minggu (10/4) di Kuala Lumpur, para partisipan mengintroduksikan bahwa maskulinitas sebagai faktor represi wanita dalam masyarakat Malaysia, bukan agama Islam.
Dalam konferensi tersebut diintroduksikan, akar kezaliman terhadap muslimah Malaysia ada pada sistem maskulinitas dan penyalahgunaan Islam sebagai sarana untuk mengontrol dan merepresi kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat.
Fadia Nadwa Fikri, partisipan konferensi mengatakan, Malaysia sebelumnya menggunakan regulasi-regulasi Islam untuk menjalankan kekuatan terhadap wanita.
Asmah Ibrahim, ketua cabang wanita organisasi Islam IKRAM Malaysia mengintroduksikan, syarat-syarat ini ada ketika Islam sama sekali tidak membedakan hak-hak wanita dan laki-laki.
"Al-Quran tidak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan dan dalam masalah ini juga menjaga hak-hak mereka,” imbuhnya.
Konferensi ini diselenggarakan oleh wadah pemikir Penang Malaysia, dengan tujuan mengembalikan kedudukan muslimah di negara ini.
http://iqna.ir/fa/news/3487567