IQNA

Umat ​​Muslim Khawatir dengan Pengumuman Rencana Diskriminatif Baru Pemerintah Austria

18:37 - May 28, 2021
Berita ID: 3475371
TEHERAN (IQNA) - Muslim Austria telah menyatakan keprihatinan atas rencana pemerintah baru negara ini yang bertujuan untuk memperketat kontrol atas organisasi Islam, dan menyebutnya sebagai sumber tidak aman terhadap komunitas Muslim Austria.

IQNA melaporkan dilansir dari Aljazeera, pemerintah Austria meluncurkan apa yang disebutnya sebagai "peta interaktif Islam" di Internet pada hari Kamis.

Tindakan ini mendapat kecaman luas oleh lembaga dan organisasi Islam. Mereka mengutuk rencana tersebut sebagai stigma yang membuat mereka semakin tidak aman. Menurut mereka, program tersebut menunjukkan niat jelas pemerintah untuk menstigmatisasi semua Muslim sebagai ancaman potensial.

Peta interaktif yang diusulkan mengubah salah satu hukum negara tentang Islam, yang telah berlaku selama satu abad. Ini juga bertujuan untuk melawan ekstremisme sampai batas tertentu dan melarang bantuan keuangan asing untuk masjid atau imam.

Organisasi Komunitas Muslim Austria mengatakan rencana tersebut menunjukkan ketidakpercayaan yang jelas terhadap Muslim.

Menteri Integrasi Austria Susanne Raab telah meluncurkan situs web baru yang disebut "Peta Nasional Islam". Warga sekarang dapat menemukan nama lebih dari 600 masjid dan perkumpulan, alamat mereka, identitas pejabat dan kemungkinan koneksi mereka di luar negeri.

Raab menegaskan, ini bukan berarti kecurigaan publik terhadap umat Islam, melainkan pengungkapan di balik ideologi yang mempertanyakan nilai-nilai demokrasi liberal.

“Apakah menurut Anda rencana semacam itu dapat dibuat tentang Yudaisme atau Kristen di Austria?” Tanya Tarafa Baghajati, perwakilan dari sebuah organisasi Islam.

Dia menambahkan, ini mengkhawatirkan. Saya kecewa dengan pemerintah ini, yang sekali lagi mengangkat rencana sayap kanan.

Menurut Dewan Perwakilan Muslim, rencana baru itu hanya akan memicu rasisme dan rasa tidak aman terhadap Muslim Austria. (hry)

 

3974125

captcha