Tahun ini, Karavan Alquran Noor dengan kehadiran 20 qari dan penghafal Alquran dari 12 provinsi telah pergi ke Tanah Wahyu untuk menunjukkan upaya serius Republik Islam Iran untuk memublikasikan budaya keintiman dengan Alquran di antara jemaah negara lain, selain melaksanakan program dan menyelenggarakan majelis Alquran di kalangan jemaah Baitullah al-Haram dan Madinah.
Hujjatul Islam wal Muslimin Mohammad Ismail Khorshidi, anggota karavan Alquran Noor, dalam sebuah wawancara dengan IQNA, mengacu pada kegiatan utama karavan dan rencana saat ini dan masa depan, menyatakan karavan Alquran Noor memiliki satu bidang kegiatan dan tentu saja, sebagian besar pekerjaannya terkait dengan program-program bi’tsah Pemimpin Tertinggi. Program ini dikenal sebagai program Keakraban dan Ma'arf, di mana ceramah, madah dan tilawah majlis dilakukan selama 10 sampai 15 menit.
Mengacu pada program karavan Alquran Noor lainnya, ia mengatakan: “Program lainnya adalah kajian Madinah, di mana kami membahas tilawah Alquran.”
Anggota karavan Noor mempertimbangkan jenis program karavan Alquran lainnya dalam topik munajat, doa Kumail dan Nudbah, serta pertemuan ulama.
Khorshidi mengatakan bahwa kami telah melihat perubahan dalam program Alquran dalam haji tahun ini. “Ini menjadi lebih mudah daripada sebelumnya, dan masalah ini pasti karena penekanan khusus dari Pemimpin Tertinggi,” ucapnya.
Mengenai penerimaan karavan Alquran oleh Arab Saudi, dia berkata, lingkaran-lingkaran Alquran diadakan di Masjid Nabawi pada hari Jumat dan Sabtu, dan kami juga berpartisipasi dalam lingkaran ini dan pelayan serta Ustad Abul Qasimi mentilawah Alquran. Kami bahkan ada kesempatan mentilawah dengan suara keras di tengah-tengah lingkaran Alquran masyarakat Saudi dan negara lain. Program-program ini terpisah dari lingkaran Alquran karavan Iran. Tetapi jika mereka mengizinkan kami untuk sedikit lebih mengeraskan suara, masyarakat akan lebih menyambut kami, tetapi kami membaca Alquran dengan lebih mudah di lingkaran Alquran mereka sendiri, dan menarik bahwa mereka terus-menerus bertanya kepada kami, dari mana kami berasal?
Khorshidi melanjutkan, Jika para jemaah Baitullah al-Haram akrab dengan ayat-ayat ini, mereka pasti akan memahami perjalanan spiritual ini dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, jika kita dapat menjelaskan ayat-ayat Alquran, khususnya yang berkaitan langsung dengan pembahasan haji dan siroh Nabi, dalam bentuk yang dirasa dan menyampaikan pesan-pesan ayat-ayat tersebut beserta bacaannya, maka akan menjadi sukses besar bagi kita. (HRY)