Menurut Iqna, mengutip Gulf News, Korvi Rakshand yang berusia 38 tahun merupakan salah satu dari 4 pemenang Ramon Magsaysay Awards yang dikenal sebagai nobel Peace Prize of Asia. Penghargaan tersebut diberikan untuk menghormati Presiden Filipina Ramon Magsaysay, yang tewas dalam kecelakaan pesawat.
Pada tahun 2007, atas kerjasama teman-temannya, Rakshand mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak dari daerah kurang mampu agar orang-orang tersebut dapat mendapatkan pekerjaan. Proyek ini diperluas ke pendidikan dasar dan menengah dalam bahasa Inggris di 11 sekolah tradisional dan online.
Miriam Coronel-Ferrer, 63, adalah salah satu dari empat penerima Ramon Magsaysay Award, yang dikenal karena upayanya mempromosikan perdamaian dengan perempuan Muslim dan non-Muslim.
Salah satu pencapaian utamanya adalah menjadi kepala negosiator pemerintah dalam pembicaraan dengan Front Pembebasan Islam Moro untuk mengakhiri pemberontakan mereka di Filipina selatan, yang mengarah pada perjanjian perdamaian bersejarah pada tahun 2014.
Coronel-Ferrer mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Konflik tidak diselesaikan dengan penghancuran satu pihak, namun paling baik diselesaikan dengan mengalihkan semua aktor menuju visi bersama, tanggung jawab bersama, dan akuntabilitas."
Pemenang lainnya adalah Ravi Kannan R, seorang ahli onkologi India berusia 59 tahun yang menganjurkan akses yang adil terhadap layanan kesehatan dengan memberikan pengobatan kanker gratis atau berbayar kepada pasien miskin di negara bagian Assam.
Eugenio Lemos, aktivis lingkungan hidup berusia 51 tahun asal Timor Timur, merupakan peraih Ramon Magsaysay Award atas jasanya dalam pengelolaan air dan sumber daya alam di negeri ini. (HRY)