IQNA

Dengan Melanggar Persatuan Islam;

Al-Azhar Menyelenggarakan Lomba Karya Ilmiah Publikasi Syiahfobia

8:35 - December 15, 2015
Berita ID: 3463244
MESIR (IQNA) - Markas Islam Al-Azhar mulai berupaya menciptakan gelombang baru Syiahfobia di Mesir, dalam bentuk penyelenggaraan sebuah perlombaan karya ilmiah dengan topik “Bahaya Pengaruh Ajaran Syiah”.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Al-Youm al-Sabi’, manajemen universitas Islam Al-Azhar yang memiliki sumber rujukan religi Ahlusunnah, dalam sebuah aksi sektarian dan melanggar persatuan Islam mengabarkan penyelenggarakan lomba karya ilmiah penulisan makalah tentang topik “Penyebaran Ajaran Syiah dalam Masyarakat Ahlusunnah; Dalil, Bahaya dan Solusi Perlawanan”.
Perlombaan ini dimulai dengan imbauan Markas Islam Al-Azhar pada hari Minggu (13/12), dan terus berlanjut selama 10 hari.
Al-Azhar akan memberikan hadiah sebesar 42 ribu Pound bagi para pemenang lomba, yang dikhususkan untuk para mahasiswa asing universitas tersebut.
Di antara hadiah perlombaan tersebut adalah juara pertama mendapatkan 5 ribu Pound, juara kedua mendapatkan 4 ribu dan juara ketiga mendapatkan 3 ribu, 2 ribu Pound untuk 10 juara berikutnya dan seribu Pound Mesir untuk 10 partisipan lainnya.
Musabaqoh “Pengaruh Ajaran Syiah di kalangan Masyarakat Ahlusunnah; Dalil, Bahaya dan Solusi Perlawanan” diselenggarakan dalam dua bagian, bagian pertama dengan tajuk Segmen Ilmiah, dimana para partisipan diminta supaya merangkum 2 buku yang mengulas tentang pemikiran Syiah dan menulis laporan ilmiah tentang dua buku tersebut.
Para partisipan harus meringkas satu buku tentang Ajaran Syiah dalam lima halaman, seperti sebuah contoh yang dilampirkan dalam imbauan perlombaan dan satu buku lainnya minimal dalam 10 halaman, dengan syarat tidak menggunakan kata kunci buku.
Notifikasi ilmiah ini harus mencakup 10 buku sumber referensi dan penting dari ulama Syiah disertai dengan memperkenalkan para penulis mereka dan juga memperkenalkan 10 cendekiawan Ahlusunnah yang menjawab pemikiran-pemikiran orang-orang Syiah dan juga memperkenalkan karya-karya terpenting ulama Ahlusunnah tersebut.
Dalam segmen ilmiah, para partisipan harus menulis riset ilmiah dan dokumenter tentang upaya-upaya terpenting Al-Azhar dan para ulamaya dalam melawan pengaruh Ajaran Syiah.
Bagian kedua musabaqoh tersebut diberi nama bagian seni. Para partisipan dalam bagian ini harus menyiapkan permainan tentang pemikiran Ajaran Syiah, yang dalam bentuk dialog dan jawaban serta mereaksi pemikiran tersebut.
Demikian juga, para partisipan dalam bagian musabaqoh tersebut dapat berpartisipasi dengan menyiapkan sebuah file elektronik, yang mencakup peran sektarian, makna dan gambar-gambar tentang Ajaran Syiah, sebuah ceramah anti Syiah yang mencakup jawaban terhadap klaim-klaim Syiah, sebuah syair minimal 20 bait anti Syiah dan juga cerita tentang dua teman, yang salah satunya memeluk mazhab Syiah dan lainnya berupaya untuk mengembalikannya ke mazhab Sunnah.
Dituturkan, bersamaan dengan aksi sektarian dan anti Syiah Al-Azhar, eks mufti Mesir juga mengambil tindakan terhadap mazhab Syiah dan meragukan keyakinan mereka dengan Al-Quran Al-Karim.
Sebelumnya, Kementerian Wakaf Mesir juga melarang dua qori masyhur negara ini untuk melantunkan tilawahnya, karena berkunjung ke Iran.
Sementara itu, masyarakat Mesir merupakan pecinta dan muhibbin Ahlulbait (As) dan mereka memuliakan pusara yang dinisbatkan kepada para imam, seperti masjid Al-Husein (As) yang menurut riwayat merupakan tempat dikuburkannya kepala suci Imam Husein (As) dan mereka menziarahi makam-makam suci, sebagaimana orang-orang Syiah.
Mesir merupakan markas pemerintahan Syiah Fatimi, dimana pada masa itu dibangun sebuah masjid bernama Zahra (As) dan setelah ini masjid tersebut diganti menjadi markas Al-Azhar, yang menjadi tempat rujukan bagi kalangan Ahlusunnah.

3462901

Kunci-kunci: mesir
captcha