IQNA

Nilai-Nilai Islam dan Penguatan Pengendalian Diri

14:43 - January 30, 2024
Berita ID: 3479560
IQNA - Alquran telah menekankan perlunya pengendalian diri dan pemeliharaan jiwa dengan mengemukakan beberapa keyakinan; disarankan untuk fokus dan menjaga perilaku diri sendiri dan keluarga daripada berfokus pada kesalahan dan kesesatan orang lain.

Jiwa orang beriman adalah jalan petunjuknya, jalan yang membawanya kepada kebahagiaannya. Sejatinya, jiwa adalah makhluk yang mana manusia celaka atau selamat karenanya atau karena memperhatikannya. Alquran telah menganjurkan perlunya mengendalikan jiwa dan merawatnya dengan beberapa ungkapan seperti "Alaikum Anfusakum" dan "Quu Anfusakum".

Allah swt berfirman dalam Alquran:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah: 105). Menurut ayat ini, hendaknya orang mukmin menjaga diri dan tidak takut terhadap kesesatan orang lain. Mereka tahu bahwa perhitungan orang-orang yang sesat ada di sisi Tuhan mereka, dan kebenaran tetaplah kebenaran, meskipun manusia meninggalkannya, dan kebatilan adalah batil meskipun orang lain mengambilnya dengan kedua tangannya.

Jika seseorang mencari-cari kesalahan orang lain, ia tidak dapat melihat kesalahannya sendiri. Ayat ini juga melarang orang beriman melupakan dirinya sendiri; sebab kesesatan orang lain hendaknya tidak melemahkan seseorang dalam menguatkan pengendalian diri dan memperoleh hidayah. Selain itu, jika seseorang berurusan dengan orang lain sebelum mengoreksi dirinya sendiri, bisa jadi hal itu dapat menyebabkan keburukannya; namun jika dia menjaga dirinya sendiri, kesesatan orang lain tidak akan merugikannya. Sebagaimana yang ada dalam riwayat: “Perbaiki dirimu dan jangan mencari-cari kesalahan orang; karena jika kamu sendiri yang bertakwa, maka kesesatan orang tidak akan merugikanmu” (Tafsir Qummi, jilid. 1, hal. 188).

Ungkapan kedua adalah perintah mengontrol dan memelihara diri sendiri dan keluarga. Alquran mengatakan:

یا أَیهَا الَّذینَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَکمْ وَ أَهْلیکمْ ناراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَ الْحِجارَةُ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; “Quu/ peliharalah” adalah kata kerja yang berarti menjaga sesuatu dari segala bahaya yang merugikannya.

Ungkapan bahwa seseorang terjebak dalam api yang menjadi bahan bakarnya sendiri; Artinya, manusia dihukum hanya karena perbuatannya sendiri, dan Allah swt atau tidak ada faktor lain yang menghukumnya. Pada hari kiamat, manusia dan perbuatannya; Jika perbuatannya baik, maka lingkungannya akan dipenuhi surga, dan jika dia jahat, dia akan mendapat siksa di sekelilingnya. Oleh karena itu, seorang hamba yang beriman wajib menjaga dirinya dari segala mara bahaya, termasuk bahaya mengikuti hawa nafsu dan berbuat dosa, jika tidak maka perbuatannya akan menyulut api neraka baginya. (HRY)​

captcha