IQNA

Akhlak Individu/ Hama Lisan 6

Hama Lisan Permusuhan dalam Akhlak Islam

12:48 - September 30, 2024
Berita ID: 3480840
IQNA - Khusumah secara bahasa berarti permusuhan dan pertentangan, dan menurut para ulama akhlak berarti perkelahian lisan dengan orang lain dengan tujuan memperoleh harta atau mengambil hak.

Hama lisan lainnya yang menyebabkan permusuhan dan disintegrasi masyarakat manusia adalah Khusumah. Khusumah secara bahasa berarti permusuhan dan pertentangan, dan menurut para ulama akhlak berarti perkelahian lisan dengan orang lain dengan tujuan memperoleh harta atau mengambil hak. Pertengkaran lisan seseorang dengan orang lain ketika hendak mengambil sesuatu atau menuntut sesuatu yang telah dirampas darinya dengan benar atau salah, disebut khusumah; jadi tujuan pertarungan ini adalah finansial atau materi; tentu saja terkadang khusumah juga digunakan dalam arti konflik verbal dengan orang lain untuk membuktikan keyakinannya, yang bisa disebut sebagai bentuk pengambilan hak.

Dapat dilihat bahwa segala jenis permusuhan tidak dapat dianggap sebagai kejahatan moral. Oleh karena itu, para ulama akhlak membagi permusuhan menjadi dua jenis, terpuji dan tercela. Akal dan Syariah memuji beberapa jenis permusuhan dan mengecam jenis permusuhan lainnya. Permusuhan hanya diperbolehkan jika seseorang yakin akan kebenarannya atau mempunyai dalil syariat, dan sebaliknya, dia tidak menemukan cara lain untuk mengambil haknya.

Akal manusia menganggap penerimaan terhadap penindasan adalah hal yang buruk dan tidak menyukainya; oleh karena itu, ia memuji “pengambilan hak” dan menolak penindasan, dan ketika ia tidak menemukan cara lain selain permusuhan untuk mendapatkan kembali hak tersebut, ia memuji dan menganjurkannya, dan tentu saja, apa pun yang puji oleh akal sehat, Syariah juga mengesahkan hal tersebut. Pada saat yang sama, ini dianggap sebagai salah satu keutamaan kekuatan kemarahan. Permusuhan dicela, tetapi hal itu terjadi ketika orang yang melakukan permusuhan mengetahui bahwa dirinya tidak benar atau meragukan kebenarannya. Nabi Muhammad saw bersabda:

إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ الْحَصِيمُ

Orang yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan.” Juga beliau mencela dalam masalah permusuhan:

مَنْ جَادَل فِي خُصُومَةٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَمْ يَزَلْ فِي سَخَطِ اللَّهِ حَتَّى يَنْزَعَ

Barangsiapa berdebat dalam suatu perselisihan tanpa ilmu maka ia tetap dalam murka Allah sampai murka-Nya tersebut dicabut sesuai kehendak-Nya.

Beberapa akar dari permusuhan yang dicela diantaranya adalah permusuhan dan dendam, iri hati dan cinta akan kekayaan atau status. Salah satu cara praktis untuk mengobati penyakit ini adalah dengan menggunakan obat penawarnya, yaitu “Tayyibun Kalam”. Tayyibun Kalam artinya menggunakan ucapan yang baik dan sopan. Manusia harus mewajibkan dirinya untuk mengucapkan kata-kata yang baik; artinya, ketika berbicara dengan orang lain, usahakan untuk bersikap sopan dan menggunakan kata-kata yang baik dan beradab.

Sebagaimana permusuhan, mira’, dan mujadalah menghasilkan permusuhan, kebalikannya, yaitu Tayyibun Kalam, menciptakan persahabatan dan membawa berkah. Ketika audiens melihat seseorang berhati-hati dalam ucapannya, dia tertarik padanya. Nah, kalau ciri ini ada di tengah masyarakat, maka akan timbul persatuan dan kesatuan; berbeda dengan permusuhan yang menyebabkan perselisihan. (HRY)

 

3489998

Kunci-kunci: Akhlak ، Individu ، Permusuhan ، Akhlak Islam
captcha