Dalam riwayat Imam Ali (as), diriwayatkan dari Nabi (saw) bahwa ketika surah An-Nasr dan ayat pertama surat ini diturunkan, Nabi (saw) tidak meninggalkan rumahnya sampai hari Kamis dan menutupi kepala sucinya dengan sehelai kain, sementara wajah mulianya menguning dan matanya berkaca-kaca, dia memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan dan agar mereka datang ke masjid karena Nabi (saw) bermaksud berwasiat dan ini adalah wasiat dan kata-kata terakhir.
Beliau menaiki mimbar dan berkata: Aku menantikan untuk bertemu Tuhan, tapi aku sedih harus berpisah dari kalian. Wahai manusia, dengarkanlah wasiatku dan sampaikan kepada mereka yang tidak hadir, dan inilah kata-kata terakhirku kepada kalian di dunia ini. Tuhan telah menyampaikan kepada kalian apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, kewajiban dan larangan.
Sabda Nabi yang terakhir adalah nasehat agama dan amanah serta menghormati hak-hak anggota keluarga dan pembantu. Nabi berkata, berikan mereka apa pun yang Anda makan dan berikan mereka pakaian yang sama dengan yang Anda kenakan dan jangan menekan mereka; orang-orang ini sama seperti Anda.
Jika ada yang menindas bawahannya, saya akan menjadi musuhnya di hari kiamat. Janganlah kamu menindas wanita, dan jika kamu melakukannya, maka seluruh amalmu akan hancur pada hari kiamat. Perhatikan keluargamu dan ajari mereka adab dan sopan santun, mereka adalah amanah di tanganmu.
Kita akan lebih memahami pentingnya kata-kata ini ketika kita menyadari bahwa ini adalah kata-kata terakhir Nabi (saw). Beliau selanjutnya berkata: Aku mewasiatkan kalian dengan kecintaan kepada Ahlulbaitku, Alquran dan para ulama umat. Lebih lanjut Nabi juga memerintahkan salat dan zakat.
Wahai manusia, aku berlindung kepada Allah dari orang yang menindas, jangan menindas, karena Allah adalah pemberi hak orang-orang tertindas yang berlindung kepada-Nya; Allah tidak menerima apa yang kamu lakukan dengan dosa dan tidak ridha terhadapnya, maka bertakwalah pada hari dimana kalian semua kembali kepada Allah. Wahai manusia, ketahuilah bahwa aku sedang berjalan menuju Allah (hidupku sudah berakhir), maka aku titipkan agama sebagai titipan dan amanah, serta salamku kepada kalian dan seluruh umatku hingga akhir dunia.
Kita mendapatkan kata-kata yang sama dalam perkataan Imam Husein (as). Setelah perkataan tersebut, beliau turun dari mimbar dan pulang ke rumah dan tidak keluar rumah sampai ajal tiba.
Oleh karena itu, pembahasan utama Nabi (saw) mempunyai kode-kode moral, sebagaimana pernyataan terakhir Imam Husein (as) juga mengandung kode-kode moral ini.
Di Karbala dan selama perang, Imam (as) ditanya tentang kondisi para sahabatnya, dan setiap kali mereka mendengar jawaban bahwa mereka semua syahid, hingga Imam Sajjad (as) berkata kepada Imam Husein (as), tidak ada laki-laki lain yang tersisa kecuali Engkau dan aku, dan dalam situasi seperti ini, imam menasihati dalam kata-kata terakhirnya: Bersikaplah baik kepada orang-orang di sekitar Anda dan perlakukan mereka dengan baik; biarkan mereka menciummu dan kamu juga menciumnya. Kemudian beliau memanggil orang-orang di sekitar dan berkata untuk mendengarkan kata-kataku dan kemudian berbicara kepada putranya Imam Sajjad (as) seraya berkata: Sampaikan salam kepada kaum Syi'ah dan beritahu mereka dalam keadaan apa ayahku meninggal. Beritahukan kepada mereka untuk bersiap menghadapi sulitnya hari kiamat.
Jika kita cermati sabda Nabi dan Imam Husein (as) dalam kedua nasehatnya mengenai masalah akhlak, yaitu bersikap baik terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarmu dan sebagainya, nampaknya agama tidak hanya membahas masalah-masalah mendasar seperti kemusyrikan dan monoteisme saja, namun etika juga berperan penting dan kentara dalam hal ini. Pada dasarnya penjabaran agama dalam maqom praktik adalah etika, begitu pula maqom keyakinan adalah iman.
* Kutipan dari kata-kata Seyyed Ahmad Fadhli