IQNA

Tokoh-Tokoh Alquran/ 22

Seorang Nabi dengan Saran-Saran Ekonomi

14:31 - December 23, 2022
Berita ID: 3477770
TEHERAN (IQNA) - Syu’aib adalah salah satu nabi dari generasi Nabi Ibrahim yang menasihati orang untuk mengikuti undang-undang dan peraturan dalam transaksi dan perdagangan, dan dikatakan bahwa dia adalah orang pertama yang menciptakan alat pengukur untuk jual beli.

Syu’aib adalah salah satu nabi Allah dan salah satu keturunan Ibrahim. Dia adalah nabi keturunan Arab ketiga yang namanya disebutkan dalam Alquran.

Ayah Syu’aib adalah Madyan bin Ibrahim dan ibunya dari anak Luth. Ada yang menganggap nama ayahnya Nuwaib dan Madyan sebagai kakeknya. Ada yang berbeda pendapat tentang apakah Yitron, mertua Musa yang namanya disebutkan dalam Taurat itu adalah Nabi Syu’aib atau bukan.

Kisah Syu’aib dan kaumnya tidak disebutkan dalam Taurat, satu-satunya penyebutan Syu’aib adalah bahwa setelah Musa (as) melarikan diri dari Mesir ke Madyan, dia menyebutkan seseorang di sana bernama "Awail Kahin Madyan" (ahli agama dari Madyan ) yang disebut sebagai Syu’aib.

Alquran menyebutkan biografi Syu’aib dalam lebih dari 40 ayat dari lima surat Al-A'raf, Hud, Asy-Sya’ara, Al-Ankabut dan Al-Qasas, namun kata Syu’aib hanya diulang 11 kali dalam Alquran. Sebagian besar ayat dari surah ini adalah tentang misi Syu’aib dengan topik seperti manajemen, hak-hak masyarakat, etika, menyebarkan budaya monoteistik, reformasi ekonomi, dan ayat-ayat ini juga mengkaji kondisi para pengingkar Syu’aib dan siksaan mereka.

Syu’aib menjadi nabi setelah Yusuf bin Ya’qub dan sebelum Musa bin Imran dan satu masa dengan mereka. Dia dianggap sebagai nabi Arab ketiga yang kisahnya disebutkan dalam Alquran.

"Madyan Syu’aib" adalah sebuah kota di sebelah timur Teluk Aqaba di tanah Hijaz (bagian dari Arabia saat ini). Awalnya Syu’aib tinggal di kota ini dan meminta penduduk Madyan untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi maksiat, namun mereka menolak dan mengusir Syu’aib dan para pengikutnya dari Madyann. Syu’aib mengutuk mereka dan Allah menghukum mereka dengan gempa bumi dan menghancurkan kota dan penduduknya.

Syu’aib kemudian pergi ke kaum Aikah. Kota ini terletak di dekat Madyan, yang sekarang dikenal dengan nama Tabuk (sebuah kota di Arab). Alquran menyebutkan bahwa kaum Aikah telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan dan tidak menerima nasihat Syu’aib. Tuhan menjadikan bumi panas bagi mereka selama 7 atau 9 hari dan kemudian api menghujani mereka dan mereka semua tewas.

Alquran telah menyebutkan dalam surah Al-A'raf:85,

فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

“Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya “ dimana penduduk Madyan adalah orang-orang yang mengurangi penjualan, penjualan barangnya tinggi, tidak mengindahkan kaidah-kaidah perdagangan dan transaksi. Untuk memperbaiki mereka, Syu’aib menempatkan alat pengukur barang dalam perdagangan dan transaksi, tetapi mereka tidak menerima. Ada yang berpendapat bahwa timbangan dan alat pengukur barang adalah prakarsa nabi Syu’aib. (HRY)

captcha