IQNA

Tokoh-Tokoh Alquran/ 27

Fir’aun, Tuhan Palsu yang Tenggelam

15:12 - January 17, 2023
Berita ID: 3477884
TEHERAN (IQNA) - Fir’aun adalah julukan untuk raja-raja Mesir kuno, tetapi Fir’aun yang paling terkenal adalah raja di zaman Nabi Musa (as), yang mengaku sebagai Tuhan yang tenggelam di tengah laut atas kehendak Allah, tetapi tubuhnya tertinggal untuk dijadikan ibrah bagi generasi mendatang.

Kata Fir’aun adalah julukan untuk para penguasa Mesir kuno. Fir’aun adalah kepala administrator, kepala tentara dan penguasa umum Mesir. Kata Fir’aun disebutkan sebanyak 74 kali dalam Alquran, yang semuanya mengacu pada Fir’aun di zaman Nabi Musa.

Dalam Alquran, penguasa zaman Nabi Musa di Mesir disebutkan sebagai Fir’aun; banyak sejarawan Islam percaya bahwa "Ramses II" (1224-1290 SM) adalah Fir’aun di zaman Nabi Musa. Beberapa orang juga menganggap Merneptah (1214-1224 SM) sebagai Fir’aun pada zaman Nabi Musa.

Alquran memperkenalkan Fir’aun sebagai raja penindas yang menganggap dirinya Tuhan rakyat Mesir. Dia memperkerjakan orang-orang Bani Israel yang telah menetap di Mesir selama kenabian Yusuf, dan ketika para nabi mengatakan bahwa seorang putra akan lahir dari Bani Israel yang akan menghancurkan Fir’aun, dia memerintahkan untuk membunuh anak-anak Bani Israel. Fir’aun bersama istrinya, Asiah, mengadopsi Musa dan menjaganya bersama mereka sampai dia masih muda.

Fir’aun bukanlah penyembah Tuhan dan memenjarakan atau menyiksa orang-orang yang menentangnya dengan berbagai cara; di antara mereka, dia biasa memaku penentangnya ke tanah dengan paku dan membiarkan mereka mati.

Ketika Nabi Musa mencapai maqom seorang nabi, dia ditugaskan untuk menyeru Fir’aun untuk menyembah Allah swt. Setelah mendengar kata-kata Nabi Musa dan bahkan melihat mukjizatnya, Fir’aun menyebut Musa pembohong dan tukang sihir juga memintanya untuk bersaing dengan para penyihir terkemuka Mesir.

Persaingan antara penyihir Mesir dan Nabi Musa diadakan pada hari raya orang-orang Mesir; Setelah melihat mujizat Nabi Musa, para penyihir menerima bahwa apa yang yang dilakukan Nabi Musa bukanlah sihir. Tetapi Fir’aun tidak menerima dan memerintahkan untuk menyiksa para penyihir Mesir.

Nabi Musa meninggalkan Mesir pada malam hari bersama orang-orang beriman sementara Fir’aun dan tentaranya mengejarnya. Ketika mereka sampai di laut, Musa memukul laut dengan tongkat dan air terbelah untuk dia dan orang-orangnya menyeberang, tetapi ketika Fir’aun melintasi, celah itu menghilang dan mereka tenggelam.

Disebutkan dalam Alquran bahwa Fir'aun beriman kepada Tuhan saat hendak tenggelam, namun imannya saat itu tidak diterima, namun kabar utuhnya jenazahnya diberikan sebagai pelajaran bagi generasi yang akan datang. (HRY)

captcha