مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُون
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al-An’am: 160)
Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang membawa kebahagiaan, kenyamanan, pertumbuhan, dan kesempurnaan bagi manusia, dan dianggap sebagai semacam martabat dan pengampunan karena seseorang harus menghabiskan hidup dan tubuhnya serta kekayaan materi dan spiritualnya demi orang lain. Dalam ayat ini Allah mensuport perbuatan baik, yang pertama, setiap amal baik di dunia ini pahalanya dan kembali lagi kepada orang itu sendiri.
Kedua, Allah memberi imbalan sepuluh kali lipat pada setiap perbuatan baik untuk memotivasi orang yang beruntung agar berinvestasi. Tidak ada pusat keuangan di dunia yang menawarkan bunga 1000%. Tentu saja seribu persen ini adalah minimalnya, dan jika tidak Allah menjanjikan tujuh puluh tujuh ratus kali lipat yaitu tujuh ribu tujuh puluh ribu persen dan terkadang Dia menjanjikan pahala yang tidak terhitung dan tidak terukur.
Ayat ini menjadi pelajaran dan hikmah bagi seluruh manusia untuk menjadi seperti Tuhannya, yaitu barangsiapa yang berbuat kebaikan terhadapnya dengan ikhlas dan akhlak serta memberikan suatu pelayanan, maka mereka akan mensyukurinya dan mengucap syukur serta bersyukur dan berterimakasih, juga hendaknya mereka berusaha untuk menggantinya. Anggaplah dia sebagai orang yang berhutang, karena yang berbuat baik terlebih dahulu adalah yang mendahuluinya dan tidak ada seorang anak pun yang mampu membalas kebaikan ibunya dengan penuh syukur walaupun ibunya telah memberinya harta dan jasa yang seribu kali lipat. Namun jika ada yang berbuat tidak patut, maka patut dimaafkan sedapat mungkin, sebagaimana Allah dan hamba-hambanya yang ikhlas juga melakukan hal yang sama, jika tidak, sesuai contoh ayat ini, mereka akan menyikapi keburukan tersebut dengan cara yang sama dan tidak lebih. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menyimpan dendam terhadap seseorang. Dan jika mereka bisa, mereka akan membiarkan ratusan kejahatan menimpanya, dan jika mereka bisa melakukan lebih banyak lagi, mereka akan menghancurkan garis keturunannya, seperti yang dilakukan Harun terhadap keluarga Barmaki dan menjadi aib bagi dunia.
Pahala sesungguhnya dari setiap perbuatan baik menurut para ahli ilmu adalah perbuatan baik yang keberhasilan pelaksanaannya adalah pahala yang paling baiknya, karena berbuat baik lambat laun menjadi ratu dan keutamaan dalam diri seseorang, dan itulah amal baik yang dilakukan seseorang di sisi Allah swt.
Karena Allah telah berfirman, barang siapa yang membawa suatu amal kebaikan (bukan yang sekedar mengerjakannya), maka Kami akan membalasnya sepuluh kali lipat karena banyak sekali orang yang mencampuradukkan amal baik dengan keserakahan dan kemunafikan dan terkadang disertai pamer dan sombong, dan perbuatan baiknya tidak menjadi ciri perbuatan baik di dalam hati, sehingga mereka dapat memiliki hati yang suci dan penuh kebaikan pada hari mereka yang membawa hati mereka menuju Allah swt.
Kebaikan adalah mahkota kehormatan yang menjadikan seseorang Sulaiman zamannya. Sepuluh masa yang difirmankan Allah sebenarnya adalah sepuluh anak yang dilahirkan oleh seorang mempelai wanita yang baik, semuanya berbudi luhur dan mulia, serta dari masing-masing anak tersebut lahir seribu berkah lainnya, dan kelahiran tersebut diulangi dengan bertambahnya, dan kinerja ini tidak terhitung.
* Diambil dari buku "365 Hari dalam Pembicaraan Alquran" yang ditulis oleh Ustad Hossein Mohiuddin Elahi Qomshaei