IQNA

Ulil Amri dalam Alquran

Ketika Allah swt Meridhai Agama Islam

10:32 - July 02, 2024
Berita ID: 3480345
IQNA - Pada sebagian ayat ketiga surah Al-Maidah, kita membaca bahwa “al-Yaum/ hari ini” orang-orang kafir berputus asa terhadap agama Islam. Kusempurnakan untuk kamu agamamu. Pertanyaannya adalah apa yang terjadi pada hari ketika Tuhan meridhai Islam sebagai agama.

Peristiwa Ghadir tahun 10 Hijriah merupakan peristiwa agung yang diulas dalam beberapa ayat. Ayat Tabligh merupakan salah satu ayat sebelum peristiwa ini yang menekankan perlunya dan pentingnya menyampaikan ketetapan Ilahi pada hari ini:

بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu” (QS. Al-Maidah: 67)

Namun turun pula ayat-ayat setelah peristiwa ini, di antaranya adalah ayat penyempurnaan agama. Alquran mengatakan pada sebagian ayat ketiga surah Al-Maidah:

الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..

Bagian ayat ini sepenuhnya independen dari bagian lainnya; sebab, pertama-tama, keputusasaan orang kafir terhadap agama tidak ada kaitannya dengan makan daging bangkai atau tidak memakannya. Kedua, riwayat-riwayat yang berkaitan dengan sya’nu nuzul atau sebab turunnya ayat tersebut hanya mampu mengungkapkan frasa-frasa tersebut, bukan kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya. Ketiga, menurut hadis Syiah dan Sunni, bagian ayat ini diturunkan setelah peristiwa Ghadir Khum.

Alquran menyebutkan keistimewaan hari yang diisyaratkan dua kali dengan kata "hari", antara lain:

1. Hari keputusasaan orang-orang kafir,

2. Hari penyempurnaan agama,

3. Hari penyempurnaan nikmat Allah atas umat-Nya,

4. Hari dimana Islam sebagai agama yang sempurna telah diridhai oleh Allah.

Jika masing-masing kasus ini terjadi sendirian dalam satu hari, maka cukuplah hari itu menjadi salah satu “Hari Allah”, terlebih semuanya terjadi pada satu hari.

Riwayat dan hipotesis lain, seperti turunnya pada hari Arafah, juga tidak mempunyai justifikasi yang benar mengenai ciri-ciri hari ini; misalnya, peristiwa penting apa yang terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika orang-orang kafir berputus asa atas kemenangan agama, atau apa hubungan antara praktik ibadah haji (mengajarkan sebagian kewajiban agama) dengan penyempurnaan agama, sehingga kita dapat mengatakan bahwa agama itu sempurna melaluinya.

Ayat ini menceritakan tentang keadaan sempurnanya agama dan berakhirnya nikmat atas para hamba. Syariat agama telah selesai pada masa Nabi Islam (saw), namun untuk memandu pemerintahan Islam mencapai tujuannya dan menerapkan aturan Islam di masyarakat, diperlukan prinsip yang menyebabkan stabilitas agama (keputusasaan orang-orang kafir) dan kesempurnaan agama dan kesempurnaan nikmat (pada umat Islam). Bertolak bahwa tujuan utama agama adalah penegakan hukum-hukum ketuhanan, maka hendaknya dipilih seseorang untuk melaksanakan hukum-hukum ini yang tidak akan menimbulkan kebingungan dalam pemahaman dan pelaksanaan hukum setelah Nabi (saw). Kasus-kasus ini hanya bisa ditafsirkan dengan melantik kepemimpinan umat Islam.

Wilayah (kepemimpinan) adalah kewajiban terakhir yang diturunkan Allah melalui ayat ini dan berfirman bahwa Aku tidak akan menurunkan kewajiban apa pun lagi. Karena dengan Imamah, sempurnalah agama dan berakhirlah risalah Nabi saw: “Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya” (QS. Al-Maidah: 67).

Sejatinya, buah risalah tidak lain adalah wilayah, dan tanpanya maka agama, dakwah, dan nikmat hidayah tidak akan sempurna dan kurang. Sebagaimana disebutkan dalam teks-teks Syiah dan Ahlussunah dari Nabi (saw): “Barangsiapa yang mati tanpa memiliki imam, maka matinya adalah mati jahiliyah.”(HRY)

Kunci-kunci: Allah swt ، agama islam ، Peristiwa ، ghadir
captcha