IQNA

Dalam Pameran Alquran, Telaah Pemikiran Qurani Rahbar dan Solusi Ekstensi Internasionalnya

7:01 - March 09, 2025
Berita ID: 3481714
IQNA - Para pembicara pada sesi "Pemikiran Qurani Imam Khamenei dan Solusi Ekstensi Internasionalnya" menguraikan karakteristik Alquran Pemimpin Tertinggi beserta kepribadian politiknya, dan menekankan perlunya mengkaji pandangan Qurani beliau baik di dalam maupun di luar negeri.

Menurut Iqna, pertemuan yang mengusung tema "Pemikiran Qurani Imam Khamenei dan Solusi Ekstensi Internasionalnya " tersebut diselenggarakan pada hari Jumat, 7 Maret, dengan dihadiri oleh Hujjatul Islam wal Muslimin Hosseini Neishabouri, Direktur Jenderal Dakwah Internasional Organisasi Komunikasi dan Kebudayaan Islam, Abdul Qadir Muhammad-Bello, peneliti Alquran dari Nigeria, Ali Agha Safari, peneliti Alquran dari Afghanistan, dan Seyyed Mojtaba Razavi, peneliti Alquran dari India.

Hujjatul Islam Rezaei Esfahani, selaku sekretaris dalam pertemuan ini, mula-mula menyampaikan pemikiran-pemikiran Qurani Pemimpin Tertinggi dan memberikan penjelasan tentang sejarah penafsiran di kalangan leluhur keluarganya, kemudian tentang sejarah dan bagaimana penulisan tafsir Pemimpin Tertinggi tersebut ditulis di Masyhad.

Hujjatul Islam Rezaei Esfahani menyebut metode tafsir Pemimpin Tertinggi bersifat komprehensif dan berdasarkan pada pendidikan moral, dan mencantumkan beberapa kasus sebagai solusi untuk perluasan penafsiran Imam Khamenei secara internasional.

Ia mempertimbangkan untuk mengadakan konferensi tentang pemikiran-pemikiran Qurani di luar Iran dengan kehadiran ulama setempat, menerjemahkan artikel-artikel terpilih dari kongres tersebut dan menerbitkannya di majalah-majalah berbahasa Arab dan Inggris, menyiapkan klip-klip pidato Qurani beserta terjemahannya ke berbagai bahasa, menyiapkan poster-poster pidato Qurani atau terjemahannya ke berbagai bahasa, serta merancang dan meluncurkan bidang pemikiran Alquran Imam Khamenei pada jenjang magister dan doktoral sebagai solusi-solusi lain yang memerlukan perhatian khusus.

Hujjatul Islam wal Muslimin Hosseini Neishaburi juga mengatakan dalam pidatonya di pertemuan tersebut: “Pemimpin Tertinggi memiliki kaidah-kaidah khusus di bidang penafsiran. Misalnya, kami mengikuti berbagai topik dalam studi Alquran yang sudut pandangnya lebih komprehensif.

مقام معظم رهبری اندیشمندی بزرگ و نابغه قرآنی هستند/ در حال تکمیل

Pembicara lain dalam pertemuan tersebut adalah Abdul Qadir Muhammad-Bello dari Nigeria, yang menjelaskan konsep arogansi dalam pemikiran Qurani Pemimpin Tertinggi.

Ali Agha Safari, seorang peneliti Alquran Afghanistan, juga membahas topik gaya pengambilan keputusan dalam Alquran, dengan menekankan pemikiran Imam Khamenei, selama pidatonya pada pertemuan tersebut.

Seyed Mojtaba Razavi, seorang peneliti Alquran asal India, menjadi tamu terakhir dalam pertemuan tersebut. Ia menanggapi anjuran Pemimpin Tertinggi tentang Alquran dengan berkata: "Pertanyaannya di sini adalah, seberapa banyak kita harus membaca Alquran setiap hari?" Terdapat sebuah riwayat dari Imam Baqir (as) yang mengatakan, "Barangsiapa yang membaca 10 ayat dalam sehari, maka ia tidak akan termasuk orang yang lalai, dan jika ia membaca 50 ayat, maka ia akan termasuk zakirin (orang-orang yang zikir)..." Riwayat-riwayat yang senada juga diriwayatkan dalam sumber-sumber Ahlusunah.

“Inti dari hadits tersebut adalah bahwa kita tidak boleh lupa membaca ayat-ayat Alquran setiap hari dan kita harus membaca Alquran setiap hari. Hal senada juga terdapat pada ucapan Pemimpin Tertinggi Tertinggi, yang menyerukan agar kita membaca Alquran setiap hari, meski hanya beberapa ayat saja,” tegasnya. (HRY)

 

4270329

captcha