IQNA

Apa Kata Alquran/ 19

Ghadir; Sebuah Pesan tentang Pentingnya Risalah Nabi Muhammad (saw)

21:05 - July 17, 2022
Berita ID: 3477052
TEHERAN (IQNA) - Ketika Nabi kembali dari haji terakhir dalam hidupnya, beliau menerima wahyu dari Allah swt yang mengikat kesempurnaan semua pesan ilahi dengan sebuah pesan tertentu. Pesan ini, yaitu tentang wilayah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, diberitahukan kepada orang-orang di daerah yang disebut Ghadir Khum.

Nabi Muhammad (saw) melakukan haji wada pada usia 60 tahun pada 632 M. Dalam perjalanan ini, banyak orang, sekitar seratus dua puluh ribu Muslim, menemani Nabi, yang menempuh jarak yang jauh dari awal hingga akhir kafilah dalam perjalanan kembali ke Madinah.

Setelah haji, yang dikenal sebagai haji wada (Haji Perpisahan), Nabi bergerak menuju Madinah dan mencapai daerah yang disebut Ghadir Khum pada hari Kamis, tanggal 18 Dzulhijjah. Begitu sampai di daerah ini, sebuah ayat dari Allah diturunkan ke hati Nabi, yang isinya adalah sebagai berikut:

 «يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ»

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Maidah: 67)

Jika kita perhatikan isinya, ayat ini sangat penting dan menandakan bahwa semua upaya Nabi dalam menerima dan mengungkapkan wahyu selama 23 tahun kenabiannya harus diselesaikan dengan pesan khusus dan tanpa itu, semua ini pesan tidak akan lengkap.

Sebuah Pesan tentang Pentingnya Risalah Nabi

Untuk melaksanakan perintah Allah, Nabi (saw) memerintahkan kafilah seratus dua puluh ribu Muslim untuk berhenti bergerak. Dikatakan bahwa butuh setengah hari bagi kafilah yang memimpin dan yang mengikuti untuk berkumpul di hadapan Nabi.

Karena kehadiran banyak Muslim, pesan khusus ini direkam dan dicatat dengan hati-hati dan para mufassir, perawi, dan sejarawan telah mengaitkan ayat tersebut dengan peristiwa "Ghadir" tanpa keraguan. Allamah Amini juga meriwayatkan peristiwa ini dari tiga puluh sumber hadis dan tafsir Sunni, seperti kitab Al-Wilayah karya Ibnu Jarir al-Tabari, Tafsir al-Tsa’labi, kitab Ma Nuzila Min Al-Qur'an fi Ali karya Abu Naim Isfahani, Asbab al-Nuzul Wahidi, dll, yang menunjukkan para sejarawan sepakat tentang masalah ini. Tapi apa pesannya?

Pesan Ghadir dan Suksesi Ali bin Abi Thalib (as)

Setelah berkumpulnya orang-orang, Nabi salat Dzuhur bersama orang banyak dan pergi ke tempat yang tinggi dan membacakan khotbah dengan suara lantang: " Hai, kaum Muslimin! ketahuilah bahwa Jibril sering datang padaku membawa perintah dari Allah, yang Maha Pemurah, bahwa aku harus berhenti di tempat ini dan memberitahukan kepada kalian suatu hal. Lihatlah! Seakan-akan waktu semakin dekat saat aku akan dipanggil (oleh Allah) dan aku akan menyambut panggilannya... Dengarlah! Aku tinggalkan bagi kalian 2 hal. paling berharga dan simbol penting yang jika kalian setia pada keduanya, kalian tidak akan pernah tersesat sepeninggalku. Salah satunya memiliki nilai yang lebih tinggi dari yang lain. Salah satunya adalah kitab Allah dan lainnya adalah Itrah Ahlulbaitku (keluargaku). Berhati-hatilah kalian dalam memperlakukan mereka ketika aku sudah tidak berada di antara kalian, karena, Allah, Yang Maha Pengasih, telah memberitahukan ku bahwa dua hal. ini (Alquran dan Ahlulbaitku) tidak akan berpisah satu sama lain hingga mereka bertemu denganku di telaga (al-Kautsar).”

Kemudian, di depan orang banyak, beliau mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib (as) dan bersabda:

«مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَهَذَا عَلِيٌّ مَوْلَاهُ اللَّهُمَّ وَالِ مَنْ وَالاهُ وَ عَادِ مَنْ عَادَاهُ وَ انْصُرْ مَنْ نَصَرَهُ وَ اخْذُلْ مَنْ خَذَلَهُ»

“Barang siapa mengangkatku sebagai Maula maka Ali adalah Maulanya pula (ia mengulang sampai tiga kali). Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya...”

Kerumunan belum bubar kemudian malaikan Jibril turun lagi dan dari Allah, turunlah surah Al-Maidah ayat ketiga:

«الْیوْمَ أَکمَلْتُ لَکمْ دینَکمْ وَ أَتْمَمْتُ عَلَیکمْ نِعْمَتی وَ رَضیتُ لَکمُ الْإِسْلامَ دیناً»

“Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu dan aku sempurnakan nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam sebagai agamamu”.

* Abdul Husein Amini Najafi (1902-1970), yang dikenal sebagai Allamah Amini, adalah seorang marja keagamaan terkenal dan penulis ensiklopedia al-Ghadir 11 jilid dalam bahasa Arab, yang ringkasannya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Menurut penuturan dirinya, untuk menulis karya ini, ia melakukan perjalanan ke puluhan kota di India, Mesir dan Suriah, membaca 10.000 buku secara lengkap dan merujuk pada 100.000 buku.

berita-berita terkait
captcha