IQNA

Apa Kata Alquran/ 28

Tunduk pada Kebenaran Menyebabkan Hilangnya Perbedaan

9:53 - September 05, 2022
Berita ID: 3477267
TEHERAN (IQNA) - Meskipun ada persamaan dalam berbagi prinsip keyakinan dan hukum-hukum dasar, agama-agama ilahi juga memiliki beberapa perbedaan. Berbagai ungkapan atas perbedaan ini telah dikemukakan, yang terkadang bias dan terkadang moderat. Tapi apa solusi mendasar dalam menciptakan persatuan dan solidaritas antar pemeluk agama?

Meskipun ada persamaan dalam berbagi prinsip keyakinan dan hukum-hukum dasar, agama-agama ilahi juga memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini sepanjang sejarah telah menyebabkan perilaku yang berkisar dari penentangan dan keras kepala hingga konflik.

Perbedaan-perbedaan ini, yang dengan cara tertentu dapat dianggap sebagai konfrontasi atas kebenaran, selalu mendominasi dengan intensitas dan kelemahan yang berbeda di antara masyarakat. Tetapi bagaimana cara mengatasi perbedaan seperti itu? Ada sebuah ayat dalam Alquran yang dapat menjadi solusi dekat dengan memperhatikannya, dan jika maknanya yang tepat dipahami dan diamalkan, akan sepenuhnya menyelesaikan perbedaan:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran: 19)

Apa Arti Islam Secara Istilah?

Mungkin makna Islam dalam ayat ini tampak jelas, tetapi sebenarnya di sini kita harus bertanya apa arti kata Islam secara istilah.

Islam secara istilah digunakan dalam empat arti:

1- Siapa pun yang menerima sejenis wahyu ilahi adalah seorang Muslim dalam arti kata yang paling umum, baik dia seorang Yahudi, Kristen, atau Zoroaster. Dengan kata lain, seorang Muslim dalam pengertian pertama adalah orang yang menerima syariat wahyu dengan menggunakan akal dan kehendak bebasnya.

2- Muslim berarti semua makhluk alam semesta yang menerima syariat dan hukum-hukum Ilahi, dalam arti makhluk-makhluk ini tunduk pada hukum-hukum yang tidak dapat diganggu gugat yang disebut hukum alam. Semua makhluk tunduk pada kebijaksanaan dan kehendak Tuhan, karena semua makhluk adalah ciptaan Tuhan, dan kedaulatan Tuhan mendominasi seluruh dunia, jadi tidak ada makhluk kecuali tunduk pada-Nya.

3- Muslim juga memiliki makna yang luhur, yang diterapkan kepada para auliya. Manusia secara sadar menyadari akan keberadaannya. Para wali Allah adalah mereka yang hidupnya secara sadar dan aktif sesuai dengan kehendak Tuhan.

4- Dalam arti yang lebih spesifik, Islam adalah syariat ilahi terakhir yang disampaikan kepada orang-orang sekitar empat belas abad yang lalu oleh Nabi Muhammad (saw).

Dengan ungkapan tersebut, menjadi jelas bahwa Islam adalah realitas umum yang mencakup manusia dan dunia di sekitarnya dan tersimpan dalam esensi makhluk, dan alasan mengapa Islam disebut syariat penutup adalah bahwa dalam agama ini seorang hamba tunduk pada kehendak Allah swt. (HRY)

berita-berita terkait
captcha