IQNA

Apa Kata Alquran/ 25

Apa yang Mengubah Musuh Menjadi Teman

14:21 - August 22, 2022
Berita ID: 3477196
TEHERAN (IQNA) - Kemarahan adalah salah satu emosi manusia yang paling umum dan sumber dari banyak konflik dan konsekuensi sosial yang tidak menyenangkan. Permusuhan dapat dikurangi, tetapi mengubah musuh menjadi teman yang hangat dan akrab adalah salah satu kinerja yang tampaknya mustahil yang hanya dapat dicapai dengan keajaiban kalam Tuhan.

Ada sebuah ayat menakjubkan dalam surah Fussilat yang menggambarkan proses mengubah permusuhan menjadi persahabatan yang hangat dan intim:

وَ لا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَ لَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَ بَيْنَهُ عَداوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fussilat: 34)

Sebelum kita mengetahui bagaimana peristiwa yang menakjubkan ini akan terealisasi, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan permusuhan dalam ayat ini. Ada berbagai jenis permusuhan. Terkadang karena ketidaktahuan, terkadang karena dengki dan terkadang karena keraguan, kebimbangan dan pesimisme. Sifat-sifat ini berkaitan dengan orang-orang yang permusuhannya bukan karena kekafiran, pembangkangan, dan humor, dan dengan perilaku yang sangat merusak, mencoba menghancurkan yang benar secara serampangan sampai pada titik kehancurannya, namun memiliki alasan emosional.

Orang-orang ini, yang memiliki kemampuan untuk mengubah permusuhan menjadi persahabatan, adalah fokus perintah dari ayat yang mulia ini. Ayat ini memerintahkan untuk membalas kejahatan dengan kebaikan dan bukan ahli pendendam; Sebagaimana Imam Ali Zainal Abidin (as) meminta Allah untuk memberinya taufik dalam doa Makarim al-Akhlaq, untuk berbicara hal-hal yang baik kepada orang-orang dalam menghadapi gunjingan orang-orang darinya, dan untuk memaafkan kesalahan mereka, dan bergaul dengan siapa yang memutuskan hubungan dengannya. Berkali-kali dalam biografi Nabi Muhammad saw dan keluarganya, kita membaca contoh-contoh sikap ini yang telah mengubah lawan yang paling keras kepala menjadi pendukung mereka.

Mari kita tinjau kembali ayat (31 sampai 35 surah Fussilat) yang telah melukiskan gambaran yang begitu indah di hadapan kita:

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ * نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ * وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ * وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ: .

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fussilat: 31-35)

berita-berita terkait
captcha