IQNA

Apa Kata Alquran/ 39

Perbedaan Niaga dan Riba dalam Alquran

6:29 - December 06, 2022
Berita ID: 3477696
TEHERAN (IQNA) - Aliran riba secara logis berjalan sedemikian rupa sehingga semua modal orang lemah akan hilang dengan cara tertentu dan mengarah pada kehancuran abadi mereka.

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa awal mula terbentuknya masalah riba adalah penemuan dan penyebaran uang, bahkan sejarahnya sudah ada sejak sebelum masehi. Riba berarti memberi pinjaman dan meminta sesuatu yang lebih dari jumlah pinjaman awal. Hubungan ekonomi yang benar dalam suatu masyarakat mengarah pada pertumbuhan dan keunggulan budaya, tetapi riba adalah kebalikan dari hubungan ekonomi yang benar ini dan menciptakan penindasan.

Menurut ayat-ayat Alquran dan hadis, para ulama Muslim menganggap riba sebagai hal yang haram, dan telah ditekankan dalam teks-teks Islam bahwa akar dari keharaman ini adalah perjuangan melawan penindasan di satu sisi dan promosi praktik-praktik sosial yang baik seperti pinjaman di sisi lain. Tentu saja, riba telah diperkenalkan sebagai masalah yang tidak pantas di berbagai agama, tetapi para pengikut agama telah mencoba menerima riba dengan tipu muslihat, yang membuat perilaku ini menjadi sangat buruk.

Kita membaca dalam ayat Alquran:  

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)

Dalam Tafsir al-Mizan, muncul pertanyaan mengapa Allah mencela masalah riba dalam Alquran sedemikian rupa sehingga Allah mengancam para rentenir?!

Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menyimpulkan bahwa aliran riba secara logis berjalan satu arah dan semua modal orang lemah entah bagaimana hancur dan mengarah pada kehancuran permanen mereka. Oleh karena itu, menurut ayat-ayat Alquran, perdagangan yang sehat diperbolehkan, dan di sisi lain, riba diharamkan sebagai fenomena yang merusak moral, psikologis, dan ekonomi serta hambatan bagi perkembangan umat manusia. Inilah mengapa riba adalah perang dengan Tuhan.

Di antara dampak buruk riba, kita dapat menyebutkan meningkatnya diskriminasi kelas dalam masyarakat, penghancuran budaya kerja dan usaha serta penghancuran strata sosial yang lemah, dan penghapusan proses distribusi kekayaan yang adil dalam masyarakat. (HRY)

berita-berita terkait
captcha