IQNA

Surah-Surah Alquran/ 16

9 Tanda Nabi Musa (as) dalam Surah Al-Isra’

9:59 - July 06, 2022
Berita ID: 3477015
TEHERAN (IQNA) - Kisah Nabi Musa (as) dan mukjizatnya diceritakan dalam berbagai surah Alquran, dan sembilan tanda dan mukjizat nabi ini disebutkan dalam surah Al-Isra’.

Surah Al-Isra' atau Bani Israil adalah surah ketujuh belas dan salah satu surah Makkiyah, yang memiliki 111 ayat di juz kelima belas. Surah ini adalah surah ke-50 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw).

Dalam surah ini, dibahas topik-topik seperti Tauhid, Hari Kebangkitan, penolakan terhadap kemusyrikan, Isra’ dan Mi’raj Nabi (saw), Alasan Kenabian, Mukjizat Alquran dan dampak dosa pada kepercayaan manusia.

Penamaan surah ini dengan al-Isra’ karena ayat pertamanya, yang mengacu pada perjalanan malam Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Dalam beberapa riwayat, surah ini juga dinamakan dengan Bani Israil, karena kisah Bani Israil disebutkan di awal dan akhir.

Di awal surah ini, korupsi kaum Bani Israil disebutkan. Allah swt telah memperingatkan mereka bahwa korupsi mereka akan membawa hukuman dan kemarahan di bumi dan di akhir surah ini, juga membahas 9 tanda dan mukjizat Nabi Musa (as), serta percakapan dengan Fir’aun, tenggelamnya Fir’aun, dan tinggalnya Bani Israil di Mesir.

Menurut ayat-ayat Alquran, 9 mukjizat telah dijelaskan untuk Nabi Musa, yaitu: Tongkat berubah menjadi ular besar, bersinarnya tangan Nabi Musa, badai guntur, belalang mendominasi lahan pertanian, kutu daun (jenis hama tanaman), katak (katak yang bangkit dari Sungai Nil), sungai Nil yang berdarah, kekeringan dan kekurangan semua jenis buah-buahan, dan tenggelamnya Fir’aun dan pasukannya di Sungai Nil.

Salah satu topik filosofis yang berkaitan dengan perilaku manusia juga diperhatikan dalam surah ini; bahwa manusia memiliki keinginan dan kehendak untuk melakukan pekerjaan yang baik atau buruk; Bagaimanapun, dia akan melihat hasil yang baik dan buruk. Jadi manusia memiliki keinginan dalam memilih jalan:

«إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا»

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (QS. Al-Isra’: 7)

Di antara poin-poin lain yang menjadi perhatikan dalam surah ini adalah filosofi siang dan malam, mengenal hak tentang orang tua, pembacaan amalan manusia di hari kiamat, membantu orang lain dan menghindari pemborosan, kikir, memakan harta anak yatim, curang dalam berjualan, arogansi dan pertumpahan darah, dan keras kepala. (HRY)

berita-berita terkait
captcha