IQNA

Surah-Surah Alquran/ 20

"Satu Umat"; Deskripsi Alquran tentang Pemeluk Sejati Agama

17:01 - July 30, 2022
Berita ID: 3477101
TEHERAN (IQNA) - Dalam surah al-Anbiya, sejarah 16 nabi ilahi dijelaskan untuk mencapai kesimpulan bahwa semua nabi mengikuti jalan dan tujuan yang sama dan semua pengikutnya dalam bentuk satu umat, meskipun ada individu dan kelompok yang memusuhi persatuan ini.

Surah Al-Anbiya adalah surah kedua puluh satu dan salah satu surah Makkiyah, yang berada di juz 17 dengan 112 ayat, dan merupakan surah ketujuh puluh tiga dalam urutan penurunan yang diturunkan kepada Nabi Islam (saw) sesaat sebelum hijrah ke Madinah.

Dalam ayat 48 sampai 90 surah ini, disebutkan 16 nama nabi; juga, tentang Nabi Islam (saw) dan Isa (as), nama mereka disebutkan tanpa penyebutan, untuk alasan ini, mereka menamakan surah ini "Al-Anbiya". Surah ini diturunkan sesaat sebelum Nabi Islam (saw) berhijrah ke Madinah. Pada masa ketika orang-orang Makkah berada di puncak kesombongan dan ketidakpedulian terhadap Nabi dan Alquran. Oleh karena itu, dalam surah ini digambarkan akibat dari perilaku orang-orang kafir dan musyrik, yang tidak lain adalah azab Allah yang berat.

Isi umum dari surah ini ada dalam dua bagian: Keyakinan dan kisah-kisah sejarah. Di bagian keyakinan, tujuan dari surah ini adalah untuk memperingatkan orang-orang tentang pengabaian mereka terhadap Hari Kebangkitan, wahyu dan risalah. Di bagian kisah sejarah, menyebutkan ketidakpedulian masyarakat terhadap petunjuk dan peringatan para nabi, yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran. Di antara perilaku umum yang dihadapi semua nabi adalah diabaikan dan diejek.

Setelah memperingatkan para penentang Nabi Islam, surah ini membahas kisah Nabi Musa (as) dan Harun (as) serta kisah Nabi Ibrahim (as) dan kemudian kisah Nabi Luth (as), Nuh (as), Dawud (as), Sulaiman (as), Ayyub (as), Ismail (as), Idris (as) dan Zulkifli (as), Dzun-Nun (Yunus) (as) dan kisah Nabi Zakaria (as) dan Maryam (as) dan akhirnya, setelah menceritakan kisah-kisah ini, sampai pada kesimpulan bahwa Allah telah membuat semua orang "satu umat", meskipun kesatuan ini telah terdistorsi dalam berbagai cara dari waktu ke waktu.

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ وَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ كُلٌّ إِلَيْنَا رَاجِعُونَ

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali.” (Al-Anbiya: 92-93)

Di dunia sekarang ini, sebagian orang berpikir bahwa semboyan Islam adalah mencapai "bangsa yang bersatu", untuk memajukan Islam dan melenyapkan agama-agama lain, sedangkan pemeluk semua agama dapat hidup damai satu sama lain dengan menekankan kesamaan agama dan saling menghormati keyakinan dan keyakinan agama masing-masing, jauh dari agresi dan ketidaksetaraan. Dengan memperhatikan ketamakan dan perebutan kekuasaan kelompok tertentu, persatuan dan empati antar pemeluk agama ini belum terbentuk. Dan jika demikian, permusuhan tidak muncul dan penindas tidak mendapatkan kekuasaan. Kendati demikian, Alquran memberikan kabar baik bahwa orang-orang saleh adalah pewaris bumi dan aturan keadilan dan kesetaraan akan menyebar di bumi.

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh”. (QS. Al-Anbiya: 105)

berita-berita terkait
captcha